Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Kembali Tegaskan Rusia Siap Negosiasi Damai dengan Ukraina

Kompas.tv - 15 Mei 2024, 23:05 WIB
putin-kembali-tegaskan-rusia-siap-negosiasi-damai-dengan-ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow siap untuk bernegosiasi damai dengan Ukraina, asalkan mempertimbangkan kepentingan semua negara yang terlibat dalam konflik yang berlangsung lebih dari dua tahun ini, termasuk Rusia. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow siap untuk bernegosiasi damai dengan Ukraina, asalkan mempertimbangkan kepentingan semua negara yang terlibat dalam konflik yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun ini.

Berbicara dalam wawancara dengan media negara China, Xinhua, sebelum kunjungannya ke China, Putin menyatakan kekecewaannya terhadap kurangnya dukungan Barat untuk inisiatif yang bertujuan memberikan perhatian yang sama pada tuntutan dari semua pihak.

"Kami terbuka untuk dialog tentang Ukraina, namun negosiasi semacam itu harus memperhitungkan kepentingan semua negara yang terlibat dalam konflik, termasuk negara kami," kata Putin, seperti dilansir Xinhua, Rabu (15/5/2024).

Baca Juga: Vladimir Putin Akan Bertemu Xi Jinping Minggu Ini, Ada Apa?

Putin memuji proposal China mengenai Ukraina sebagai langkah-langkah yang "layak dan konstruktif" menuju perdamaian, dengan menekankan rencana Beijing membentuk dasar bagi proses perdamaian politik dan diplomasi.

China tahun lalu mengeluarkan pernyataan 12 poin yang merinci proposal untuk mengakhiri perang, yang ditolak oleh Barat.

"Sayangnya, baik Ukraina maupun pendukung-pendukungnya di Barat tidak mendukung inisiatif-inisiatif ini. Mereka tidak siap untuk terlibat dalam dialog yang adil dan terbuka berdasarkan saling menghormati dan mempertimbangkan kepentingan masing-masing," ujar Putin.

"Mereka enggan untuk membahas penyebab-penyebab mendasar, akar krisis global, yang termanifestasi, antara lain, dalam situasi dramatis di sekitar Ukraina. Mengapa? Karena guncangan global saat ini dipicu oleh kebijakan-kebijakan mereka di tahun-tahun dan dekade-dekade sebelumnya," sambungnya.

Putin menuding elite Barat dengan keras bekerja untuk "menghukum" Rusia, mengisolasi dan melemahkannya, menyediakan uang dan senjata kepada otoritas Ukraina, serta memberlakukan sanksi sepihak yang tidak sah terhadap negaranya.

Ia mengatakan tindakan pembatasan yang dijatuhkan kepada Rusia berjumlah 16.000 lebih.

"Mereka mengancam untuk memecah belah negara kami. Mereka secara tidak sah mencoba untuk mengambil alih aset asing kami. Mereka memalingkan mata terhadap kebangkitan Nazisme dan serangan teroris yang didukung Ukraina di wilayah kami," kata Putin.

Baca Juga: Rusia Makin Merangsek ke Arah Vovchansk, Ukraina Kewalahan Sementara Bantuan Barat Belum Tiba

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela Forum Belt and Road di Beijing, Rabu, 18 Oktober 2023. Putin akan melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari ke China minggu ini, menurut Kementerian Luar Negeri China, Selasa (14/5/2024). (Sumber: AP Photo)

Putin berargumen Rusia mencari "penyelesaian yang komprehensif, berkelanjutan, dan adil terhadap konflik ini melalui cara-cara damai."

"Kami terbuka untuk berdialog mengenai Ukraina, namun negosiasi semacam itu harus mempertimbangkan kepentingan semua negara yang terlibat dalam konflik, termasuk Rusia."

"Mereka juga harus melibatkan diskusi substantif mengenai stabilitas global dan jaminan keamanan bagi lawan-lawan Rusia dan, tentu saja, bagi Rusia sendiri," katanya.

Dia mengatakan pihaknya siap berunding, namun Ukraina tiba-tiba mengumumkan penghentian negosiasi damai.

Baca Juga: Alasan Mengejutkan Putin Menunjuk Andrei Belousov, Ahli Ekonomi, sebagai Menteri Pertahanan

"Kemudian, pejabat-pejabat Ukraina mengatakan mereka melakukannya, antara lain, karena sekutu-sekutu Barat mereka merekomendasikan agar mereka melanjutkan pertempuran dan melakukan upaya bersama untuk mencapai kekalahan strategis Rusia. Kami tidak pernah menolak untuk bernegosiasi," tegas Putin.

Mengenai kerja sama Rusia-China, Putin mengatakan hubungan personalnya dengan Presiden Xi Jinping berkontribusi pada perkembangan kemitraan antara kedua negara.

Ia mengungkapkan, perdagangan bilateral telah berkembang pesat, dengan peningkatan yang signifikan dalam omzet dan kerja sama ekonomi yang substansial.

Rencana-rencana untuk kolaborasi lebih lanjut dalam industri, teknologi, dan budaya menandakan masa depan yang menjanjikan bagi kemitraan tersebut, katanya.

Putin menambahkan, seiring dengan dinamika global yang berkembang, Rusia dan China bersatu dalam komitmen untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama melalui keterlibatan diplomatis, pertukaran budaya, dan kerja sama multilateral, termasuk dalam organisasi dan asosiasi internasional seperti blok ekonomi BRICS dan Organisasi Kerja Sama Shanghai.


 




Sumber : Anadolu/Xinhua/Associated Press




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x