Baca Juga: Rusia Makin Merangsek ke Arah Vovchansk, Ukraina Kewalahan Sementara Bantuan Barat Belum Tiba
Putin berargumen Rusia mencari "penyelesaian yang komprehensif, berkelanjutan, dan adil terhadap konflik ini melalui cara-cara damai."
"Kami terbuka untuk berdialog mengenai Ukraina, namun negosiasi semacam itu harus mempertimbangkan kepentingan semua negara yang terlibat dalam konflik, termasuk Rusia."
"Mereka juga harus melibatkan diskusi substantif mengenai stabilitas global dan jaminan keamanan bagi lawan-lawan Rusia dan, tentu saja, bagi Rusia sendiri," katanya.
Dia mengatakan pihaknya siap berunding, namun Ukraina tiba-tiba mengumumkan penghentian negosiasi damai.
Baca Juga: Alasan Mengejutkan Putin Menunjuk Andrei Belousov, Ahli Ekonomi, sebagai Menteri Pertahanan
"Kemudian, pejabat-pejabat Ukraina mengatakan mereka melakukannya, antara lain, karena sekutu-sekutu Barat mereka merekomendasikan agar mereka melanjutkan pertempuran dan melakukan upaya bersama untuk mencapai kekalahan strategis Rusia. Kami tidak pernah menolak untuk bernegosiasi," tegas Putin.
Mengenai kerja sama Rusia-China, Putin mengatakan hubungan personalnya dengan Presiden Xi Jinping berkontribusi pada perkembangan kemitraan antara kedua negara.
Ia mengungkapkan, perdagangan bilateral telah berkembang pesat, dengan peningkatan yang signifikan dalam omzet dan kerja sama ekonomi yang substansial.
Rencana-rencana untuk kolaborasi lebih lanjut dalam industri, teknologi, dan budaya menandakan masa depan yang menjanjikan bagi kemitraan tersebut, katanya.
Putin menambahkan, seiring dengan dinamika global yang berkembang, Rusia dan China bersatu dalam komitmen untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama melalui keterlibatan diplomatis, pertukaran budaya, dan kerja sama multilateral, termasuk dalam organisasi dan asosiasi internasional seperti blok ekonomi BRICS dan Organisasi Kerja Sama Shanghai.
Sumber : Anadolu/Xinhua/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.