Awalnya, tentara menembaki warga satu demi satu. Namun, kemudian mereka memberondong warga yang telah dibariskan.
Pria itu mengaku terjatuh usai seorang warga di dekatnya tertembak dan jatuh menimpanya.
Penyintas itu mengaku pura-pura mati dengan luka tembak di lengan kiri.
Menurutnya, sebanyak 24 orang tewas di halaman biara, sedangkan sembilan orang lain ditembak mati di tempat lain.
Per Senin (13/4/2024), Associated Press mendapatkan foto-foto pasca-pembantaian di desa tersebut.
Foto-foto itu menunjukkan sejumlah jenazah dengan luka-luka terbaring dalam tiga barisan.
Penyintas itu menyebut, setelah membakar lima jenazah dan menyandera 17 warga desa, pasukan junta meninggalkan desa. Para sandera kemudian dibebaskan di luar desa.
Warga desa dan pejabat itu sama-sama menyatakan bahwa tentara membakar 170-200 rumah di Desa Let Htoke Taw. Tentara juga menghancurkan pompa-pompa air di desa.
Pasukan junta Myanmar dilaporkan kerap menyerang desa-desa di Sagaing, wilayah yang menjadi basis pemberontak.
Pasukan junta pun dilaporkan sempat menyerang Desa Let Htoke Taw pada Mei 2023 lalu dan membakar sekitar 545 rumah.
Myanmar diterpa kekerasan masif sejak militer mengkudeta pemerintah pada Februari 2021 lalu.
Kudeta sempat disambut protes gerakan sipil. Namun, tindakan keras junta membuat gerakan-gerakan protes menjadi pemberontakan senjata yang memicu perang saudara.
Atas hal tersebut, Junta militer Myanmar belum berkomentar mengenai laporan pembantaian di Desa Let Htoke Taw.
Sebelumnya, junta yang dipimpin Min Aung Hlaing selalu membantah dugaan serangan ke warga sipil dan mengklaim hal tersebut dilakukan pemberontak.
Baca Juga: Tentara Junta Militer Myanmar Diburu, Jenderalnya Terbunuh oleh Drone di Perbatasan Thailand
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.