"Jika Anda meneruskan resolusi ini," katanya dalam sidang, "Anda akan melumuri diri Anda sendiri dengan kehinaan."
Nebenzia menyatakan naskah resolusi alternatif, yang merupakan "dokumen yang seimbang dan apolitis", sedang disebarkan oleh anggota Dewan lain dalam kelompok E-10, dengan Rusia dan China menyatakan akan mendukung.
Naskah AS yang ditolak hanya menyatakan pentingnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan di Gaza, bukan menuntut atau memerintahkan, dengan menekankan "kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran bantuan kemanusiaan" kepada semua warga sipil dan menghapus "semua hambatan" dalam penyampaian bantuan.
Baca Juga: Akhirnya, AS Bikin Draf Resolusi DK PBB yang Serukan Gencatan Senjata Secepatnya di Gaza
Duta Besar China Zhang Jun mengatakan tindakan paling mendesak yang harus diambil oleh Dewan Keamanan PBB adalah menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat, sesuai dengan keinginan Majelis Umum PBB dan Sekretaris Jenderal PBB.
Dengan tujuan menjaga Piagam PBB dan "martabat" Dewan Keamanan, bersama dengan pandangan dari negara-negara Arab, China oleh karena itu memilih memveto naskah AS.
Ia menunjuk pada naskah resolusi baru dari 10 anggota Dewan yang terpilih yang sedang disebarkan saat ini.
"Naskah ini jelas tentang isu gencatan senjata dan sejalan dengan arah tindakan Dewan Keamanan PBB yang benar dan sangat relevan. China mendukung naskah ini," kata Zhang Jun.
Ia mengatakan kritik dari Inggris dan AS terhadap veto China adalah sikap yang tidak konsisten. Jika mereka serius tentang gencatan senjata, imbuhnya, mereka harus mendukung naskah baru tersebut.
Pemungutan suara ini dilakukan ketika Blinken, diplomat paling senior AS, melakukan misi darurat keenamnya ke Timur Tengah sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai. Misi tersebut bertujuan untuk membahas kesepakatan gencatan senjata, pembebasan sandera, serta skenario pasca-perang.
Nate Evans, juru bicara Misi AS untuk PBB, menyatakan resolusi tersebut "merupakan kesempatan bagi Dewan untuk bersuara satu suara mendukung diplomasi yang sedang berlangsung di lapangan dan memberikan tekanan kepada Hamas untuk menerima kesepakatan yang tersedia."
Sumber : Associated Press / United Nations
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.