Baca Juga: Zelenskyy Sindir Kekurangan Senjata yang Tampak Disengaja oleh Barat dalam Perang Melawan Rusia
Menghemat Amunisi
"Saat ini, defisit amunisi cukup serius. Kami terus dijanjikan lebih banyak akan datang, tapi kami tidak melihatnya datang," kata Khorobryi, komandan sebuah artileri baterai.
Baterainya hanya memiliki 5-10 persen dari amunisi yang dibutuhkan, katanya.
Menurutnya, hal ini merampas kemampuan pasukannya untuk menyerang dan merebut kembali wilayah dengan efektif.
Bahkan lebih buruk lagi, Ukraina kehilangan personel karena artileri tidak dapat memberikan dukungan tembakan bagi pasukan infanteri.
"Kami tidak punya apa-apa untuk berperang, kami tidak punya apa-apa untuk melindungi garis depan kami," kata Valerie, yang memimpin unit meriam NATO 155 mm.
Untuk menangkis serangan Rusia, katanya, mereka membutuhkan 100-120 peluru per unit per hari. Saat ini, mereka hanya memiliki sepuluh persen dari jumlah itu, katanya.
Rusia Mengubah Taktik Tempur
Para prajurit Ukraina yang berada di Avdiivka mengatakan, sebelum jatuhnya kota tersebut, Rusia telah beralih taktik untuk memanfaatkan kekurangan amunisi yang parah.
Alih-alih mengirim kolom kendaraan bersenjata, pasukan Moskow mulai mengirim gelombang kelompok infanteri kecil untuk bertempur dengan pasukan Ukraina dalam jarak dekat.
Hal ini berarti pasukan Ukraina harus mengeluarkan "lima kali" lebih banyak amunisi untuk menahan mereka.
"Musuh juga memahami dan merasakan kemampuan kita, dan dengan itu, mereka berhasil," kata Chaklun, seorang prajurit di Brigade 110.
Baca Juga: Tentara Ukraina Tersudut, Rusia Tangkapi Pasukan Zelenskyy yang Menarik Mundur dari Avdiivka
Kritisnya Sektor Utara Garis Depan Ukraina
Kekhawatiran tentang bagaimana kekurangan amunisi akan berdampak pada pasukan Ukraina di sektor lain garis depan pun meluas.
Garis Kupiansk, di timur laut Ukraina, rentan. Rusia telah meningkatkan serangan ke arah itu selama berbulan-bulan dalam upaya merebut kembali pusat logistik penting yang hilang pada musim gugur 2022.
Yuri, komandan Brigade 44 di Kupiansk, mengatakan unit rekognisi udaranya menemukan banyak target jarak jauh, termasuk mortir dan peluncur granat Rusia. Tetapi karena mereka tidak memiliki cukup amunisi, mereka tidak dapat menghantam mereka.
Sebagai gantinya, dia tidak punya pilihan selain melihat bagaimana musuhnya mengumpulkan cadangan dari kejauhan.
Oleksandr, komandan batalyon Brigade 32 di Kupiansk mengatakan dia memiliki cukup peluru - untuk saat ini.
"Tapi itu tergantung pada intensitas dari pihak Rusia. Jika mereka meningkatkannya, itu tidak akan cukup untuk menahan garis ini," katanya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.