“Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia. Tetapi biarlah semua orang yang mungkin ingin menyakiti kami mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan membalasnya,” tegasnya.
Serangan balasan ini terjadi beberapa hari setelah sebuah pesawat tak berawak menyerang Tower 22, pangkalan rahasia militer AS di timur laut Yordania.
Serangan tersebut menghantam barak tempat tinggal tentara Amerika yang menyebabkan tiga prajurit tewas dan melukai puluhan lainnya.
Baca Juga: Perang AS-Iran di Depan Mata, Washington Setujui Serang Properti Teheran di Suriah dan Irak
Pihak Pentagon mengatakan, mereka memperkirakan jumlah orang yang terluka akan berfluktuasi seiring dengan banyaknya orang yang mencari perawatan lanjutan.
Gedung Putih kemudian merilis pernyataan yang menyalahkan milisi proksi Iran atas insiden mematikan tersebut dan bersumpah akan membalas dendam.
Pada Sabtu (3/2/2024), Irak mengutuk serangan balasan AS terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya.
Irak menilai, apa yang dilakukan AS tersebut merupakan sebagai pelanggaran kedaulatan bagi negaranya.
Juru bicara Perdana Menteri Mohamed Shia Al-Sudani, Jenderal Yehia Rasool memperingatkan AS bahwa serangan tersebut membawa 'konsekuensi bencana' bagi negara di Timur Tengah.
"Serangan hari Jumat di Irak barat dekat perbatasan Suriah adalah pelanggaran kedaulatan Irak dan akan membawa konsekuensi yang berbahaya bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan,” kata Yehia dikutip dari Arab News.
Baca Juga: Koalisi Militer AS di Irak Akan Berakhir, Pembicaraan Segera Dimulai
Sumber : Insider/Associated Press/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.