BAGHDAD, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) memulai serangan balas dendamnya terhadap militan proksi Iran yang berada di Irak dan Suriah, Jumat (2/2/2024) kemarin.
Serangan itu merupakan respons atas tewasnya tiga prajurit AS di Tower 22, pangkalan AS di Yordania.
Menurut Insider, serangan ini merupakan awal dari serangan selanjutnya yang akan bersifat jauh lebih besar.
Komando Pusat AS, atau CENTCOM, merilis pernyataan yang mengonfirmasi serangan udara yang mereka lakukan terhadap Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) dan kelompok milisi yang berafiliasi di Irak dan Suriah.
Mereka mengungkapkan, lebih dari 125 rudal presisi digunakan untuk menargetkan lebih dari 85 sasaran di kedua negara.
"Fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, serta penyimpanan kendaraan udara tak berawak, dan fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC mereka," tulis pernyataan CENTCOM.
AS secara terbuka memang menuduh Iran menjadi pihak yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan Koalisinya di sejumlah wilayah di Timur Tengah.
Baca Juga: AS Serang Fasilitas Militer Iran di Irak dan Suriah, Hantam 85 Target di 7 Lokasi
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan kepada wartawan, kalau serangan tersebut mengenai tujuh fasilitas yang digunakan oleh IRGC dan kelompok milisi yang berafiliasi di Irak dan Suriah.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan, serangan balasan atas tewasnya tiga prajurit mereka akan terus berlanjut.
“Hal ini (serangan balasan) akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Biden.
“Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia. Tetapi biarlah semua orang yang mungkin ingin menyakiti kami mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan membalasnya,” tegasnya.
Serangan balasan ini terjadi beberapa hari setelah sebuah pesawat tak berawak menyerang Tower 22, pangkalan rahasia militer AS di timur laut Yordania.
Serangan tersebut menghantam barak tempat tinggal tentara Amerika yang menyebabkan tiga prajurit tewas dan melukai puluhan lainnya.
Baca Juga: Perang AS-Iran di Depan Mata, Washington Setujui Serang Properti Teheran di Suriah dan Irak
Pihak Pentagon mengatakan, mereka memperkirakan jumlah orang yang terluka akan berfluktuasi seiring dengan banyaknya orang yang mencari perawatan lanjutan.
Gedung Putih kemudian merilis pernyataan yang menyalahkan milisi proksi Iran atas insiden mematikan tersebut dan bersumpah akan membalas dendam.
Pada Sabtu (3/2/2024), Irak mengutuk serangan balasan AS terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya.
Irak menilai, apa yang dilakukan AS tersebut merupakan sebagai pelanggaran kedaulatan bagi negaranya.
Juru bicara Perdana Menteri Mohamed Shia Al-Sudani, Jenderal Yehia Rasool memperingatkan AS bahwa serangan tersebut membawa 'konsekuensi bencana' bagi negara di Timur Tengah.
"Serangan hari Jumat di Irak barat dekat perbatasan Suriah adalah pelanggaran kedaulatan Irak dan akan membawa konsekuensi yang berbahaya bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan,” kata Yehia dikutip dari Arab News.
Baca Juga: Koalisi Militer AS di Irak Akan Berakhir, Pembicaraan Segera Dimulai
Sumber : Insider/Associated Press/Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.