"Mereka (Kemenkes Palestina di Gaza) tidak selalu akurat, tetapi yang terbaik yang ada," katanya.
Seorang sumber lain menyatakan intelijen Israel sempat menyadap petinggi-petinggi Kemenkes Palestina di Gaza untuk meninjau keandalan data. Hasilnya, data organisasi yang dikelola Hamas itu reliabel.
"Diasumsikan bahwa ada gap antara data (Kemenkes Palestina di Gaza) dengan realitas dan mereka mungkin memanipulasi, tetapi kami mengecek, dan (data) itu reliabel. Juga, dalam laporan-laporan sebelumnya Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza reliabel. Dan kami tidak punya sumber lain," katanya.
Sumber itu pun turut menyatakan bahwa data korban serangan Israel dari Kemenkes Palestina di Gaza berkemungkinan lebih rendah dibanding jumlah korban sebenarnya.
Menurut data terkini Kemenkes Palestina di Gaza, terdapat lebih dari 8.000 orang yang masih hilang akibat serangan Israel. Ribuan orang itu diperkirakan tertimbun reruntuhan.
Sebelumnya, pejabat-pejabat Israel hingga Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara terbuka meragukan keandalan data Kemenkes Palestina di Gaza. Mereka meragukan data tersebut karena kementerian itu dikelola Hamas.
Akan tetapi, pejabat-pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantah tuduhan itu dan menyebut Kemenkes Palestina di Gaza kredibel dalam pelaporan-pelaporan konflik sebelumnya.
Kemenkes Palestina di Gaza sendiri mengambil data dari kamar mayat dan rumah sakit di Gaza untuk menyampaikan jumlah korban. Namun, pendataan ini sering kali terhambat akses komunikasi yang dipadamkan Israel yang memblokade total enklave tersebut.
Sejak 7 Oktober 2023 lalu, menurut data terkini Kemenkes Palestina di Gaza, Israel telah membunuh 25.700 orang. Sejumlah 10.000 di antaranya adalah anak-anak dan 7.000 perempuan.
Jumlah korban luka akibat serangan Israel juga mencapai 64.740 orang. Jumlah korban di Gaza berkemungkinan terus bertambah seiring operasi militer Israel yang kerap menyasar warga sipil.
Baca Juga: Momen Menlu Retno “Walk Out” saat Perwakilan Israel Bicara soal Gaza di Debat Terbuka DK PBB
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.