TEL AVIV, KOMPAS.TV – Militer Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), kaget dengan kualitas dan kerumitan terowongan Hamas di Gaza. Satu terowongan di Jalur Gaza cukup lebar untuk pejabat tinggi Hamas mengemudi mobil. Terowongan lain membentang hampir tiga kali lapangan sepak bola panjangnya dan tersembunyi di bawah sebuah rumah sakit.
Di bawah rumah seorang komandan senior Hamas, militer Israel menemukan tangga spiral yang mengarah ke terowongan sekitar tujuh lantai dalamnya.
Detail-detail ini dan informasi baru mengenai terowongan, sebagian diumumkan oleh militer Israel dan didokumentasikan melalui video dan foto. Informasi detail ini menekankan mengapa terowongan tersebut dianggap sebagai ancaman besar bagi militer Israel di Gaza, bahkan sebelum perang dimulai, seperti laporan The New York Times, Selasa (16/1/2024).
Namun, pejabat-pejabat Israel dan prajurit yang sejak itu berada di dalam terowongan, serta pejabat AS yang berpengalaman di wilayah tersebut, baik yang masih menjabat maupun yang sudah pensiun, mengatakan cakupan, kedalaman, dan kualitas terowongan yang dibangun oleh Hamas telah membuat mereka terkesan.
Bahkan beberapa peralatan yang digunakan Hamas untuk membangun terowongan, yang terlihat dalam video yang direkam, membuat militer Israel terkejut.
Militer Israel kini meyakini ada jauh lebih banyak terowongan di dalam bumi Gaza. Pada bulan Desember, jaringan tersebut diperkirakan memiliki panjang sekitar 402 kilometer (km).
Pejabat senior pertahanan Israel, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah intelijen, saat ini memperkirakan jaringan terowongan Hamas memiliki panjang antara 563 km dan 724 km, angka luar biasa untuk sebuah wilayah yang pada titik terpanjangnya hanya memiliki panjang 40 km.
Dua pejabat tersebut juga memperkirakan ada sekitar 5.700 jalur bawah tanah terpisah yang mengarah ke terowongan.
Angka-angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, dan terdapat perkiraan yang bervariasi oleh pejabat-pejabat Israel mengenai cakupan jaringan terowongan, berdasarkan intelijen yang berbeda.
Namun, upaya besar Hamas untuk memilitarisasi enklave tersebut tidak dapat disangkal, begitu pula kegagalan intelijen militer Israel dalam menilai sejauh mana dan seberapa pentingnya jaringan tersebut bagi kelangsungan hidup Hamas.
Baca Juga: Setelah Israel, Afrika Selatan Bersiap Seret AS dan Inggris ke Mahkamah Internasional
Dalam pertemuan pada Januari 2023, seorang pejabat militer Israel teratas mengatakan terowongan Hamas bahkan tidak akan menjadi faktor dalam perang masa depan dengan Hamas karena ukuran kekuatan militer Israel, menurut transkrip diskusi yang ditinjau oleh The New York Times.
"Hamas menggunakan waktu dan sumber daya selama 15 tahun terakhir untuk mengubah Gaza menjadi benteng," kata Aaron Greenstone, seorang mantan petugas CIA yang banyak bekerja di Timur Tengah.
Bagi militer Israel, terowongan tersebut merupakan mimpi buruk bawah tanah dan inti dari kemampuan bertahan Hamas. Setiap tujuan strategis Israel di Gaza sekarang terkait dengan menghapus terowongan tersebut.
Dr Daphne Richemond-Barak, seorang ahli perang terowongan di Universitas Reichman di Israel, mengatakan, "Jika Anda ingin menghancurkan kepemimpinan dan gudang senjata Hamas, Anda harus menghancurkan terowongan. Ini telah terkait dengan setiap bagian dari misi militer."
Hamas menginvestasikan secara besar-besaran dalam terowongan karena mereka tidak punya sumber daya atau jumlah untuk melawan militer Israel dalam perang konvensional.
Kelompok ini menggunakan terowongan sebagai pangkalan militer dan gudang senjata, serta mengandalkan mereka untuk memindahkan pasukannya tanpa terdeteksi dan melindungi komandan-komandan teratasnya.
Dokumen tahun 2022 menunjukkan bahwa Hamas menganggarkan sekitar US$1 juta untuk membangun terowongan, bengkel bawah tanah, dan biaya lainnya di Khan Yunis.
Pejabat intelijen Israel baru-baru ini memperkirakan ada sekitar 160 km terowongan di bawah Khan Yunis saja, kota terbesar di Gaza bagian selatan, di mana pasukan Israel saat ini terlibat dalam pertempuran sengit. Yahya Sinwar, pemimpin militer Hamas di Gaza, punya rumah di Khan Yunis.
Selain itu, laporan tahun 2015 menunjukkan Hamas menghabiskan lebih dari US$3 juta atau hampir Rp47 miliar untuk terowongan di seluruh Gaza, termasuk banyak yang dibangun di bawah infrastruktur sipil dan lokasi sensitif seperti sekolah dan rumah sakit, kata militer Israel.
Baca Juga: Pemimpin Oposisi Israel Sebut Netanyahu Tak Layak Tangani Perang di Gaza
Militer Israel mengatakan mereka menemukan dua jenis terowongan: yang digunakan oleh komandan, dan yang digunakan oleh prajurit Hamas. Terowongan komandan lebih dalam dan lebih nyaman, memungkinkan tinggal lebih lama dan menggunakan ubin keramik. Terowongan lainnya lebih sederhana dan sering kali lebih dangkal.
Seorang pejabat Israel mengatakan militer Israel mungkin akan menghabiskan satu tahun untuk menemukan satu terowongan, tetapi sekarang, serangan darat dianggap militer Israel sudah memberikan informasi berlimpah tentang jaringan bawah tanah Gaza.
Untuk menemukan jalur bawah tanah, militer Israel mengeklaim sudah memeriksa komputer yang digunakan oleh operator Hamas yang bertanggung jawab atas konstruksi terowongan, kata seorang pejabat Israel senior.
Beberapa dokumen yang disita selama perang juga dianggap sangat penting bagi militer Israel, termasuk daftar keluarga yang "punya" pintu masuk terowongan di rumah pribadi mereka.
Dalam satu kasus, prajurit Israel menemukan peta terowongan di Beit Hanoun, sebuah kota di Gaza bagian utara, dan menggunakannya untuk menemukan dan menghancurkan terowongan.
Meskipun demikian, pertempuran di sekitar terowongan di Gaza tetaplah berat dan sengit.
Militer Israel melaporkan hampir 190 prajurit tewas dan sekitar 240 terluka parah sejak serangan darat dimulai, namun tidak mengungkapkan jumlah kematian dan luka terkait perang terowongan tersebut.
Salah satu prajurit, yang berbicara dengan syarat anonimitas karena alasan keamanan, mengatakan ia mengawasi penghancuran sekitar 50 terowongan di Beit Hanoun.
Semua terowongan itu dipasangi perangkap, katanya. Prajurit tersebut, seorang perwira di unit insinyur tempur, mengatakan unitnya menemukan bom yang disembunyikan di dinding dan sebuah perangkat peledak besar yang dihubungkan dengan kabel untuk diaktifkan secara jarak jauh.
Prajurit tersebut, yang merupakan tentara cadangan dan telah diberhentikan sejak itu, mengatakan bahwa perangkat tersebut dibuat di pabrik dan memiliki nomor seri. Jika meledak, bom tersebut akan langsung membunuh siapa pun di dalam terowongan dan di luar terowongan, katanya.
Sumber : The New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.