Kelompok ini menggunakan terowongan sebagai pangkalan militer dan gudang senjata, serta mengandalkan mereka untuk memindahkan pasukannya tanpa terdeteksi dan melindungi komandan-komandan teratasnya.
Dokumen tahun 2022 menunjukkan bahwa Hamas menganggarkan sekitar US$1 juta untuk membangun terowongan, bengkel bawah tanah, dan biaya lainnya di Khan Yunis.
Pejabat intelijen Israel baru-baru ini memperkirakan ada sekitar 160 km terowongan di bawah Khan Yunis saja, kota terbesar di Gaza bagian selatan, di mana pasukan Israel saat ini terlibat dalam pertempuran sengit. Yahya Sinwar, pemimpin militer Hamas di Gaza, punya rumah di Khan Yunis.
Selain itu, laporan tahun 2015 menunjukkan Hamas menghabiskan lebih dari US$3 juta atau hampir Rp47 miliar untuk terowongan di seluruh Gaza, termasuk banyak yang dibangun di bawah infrastruktur sipil dan lokasi sensitif seperti sekolah dan rumah sakit, kata militer Israel.
Baca Juga: Pemimpin Oposisi Israel Sebut Netanyahu Tak Layak Tangani Perang di Gaza
Militer Israel mengatakan mereka menemukan dua jenis terowongan: yang digunakan oleh komandan, dan yang digunakan oleh prajurit Hamas. Terowongan komandan lebih dalam dan lebih nyaman, memungkinkan tinggal lebih lama dan menggunakan ubin keramik. Terowongan lainnya lebih sederhana dan sering kali lebih dangkal.
Seorang pejabat Israel mengatakan militer Israel mungkin akan menghabiskan satu tahun untuk menemukan satu terowongan, tetapi sekarang, serangan darat dianggap militer Israel sudah memberikan informasi berlimpah tentang jaringan bawah tanah Gaza.
Untuk menemukan jalur bawah tanah, militer Israel mengeklaim sudah memeriksa komputer yang digunakan oleh operator Hamas yang bertanggung jawab atas konstruksi terowongan, kata seorang pejabat Israel senior.
Beberapa dokumen yang disita selama perang juga dianggap sangat penting bagi militer Israel, termasuk daftar keluarga yang "punya" pintu masuk terowongan di rumah pribadi mereka.
Dalam satu kasus, prajurit Israel menemukan peta terowongan di Beit Hanoun, sebuah kota di Gaza bagian utara, dan menggunakannya untuk menemukan dan menghancurkan terowongan.
Meskipun demikian, pertempuran di sekitar terowongan di Gaza tetaplah berat dan sengit.
Militer Israel melaporkan hampir 190 prajurit tewas dan sekitar 240 terluka parah sejak serangan darat dimulai, namun tidak mengungkapkan jumlah kematian dan luka terkait perang terowongan tersebut.
Salah satu prajurit, yang berbicara dengan syarat anonimitas karena alasan keamanan, mengatakan ia mengawasi penghancuran sekitar 50 terowongan di Beit Hanoun.
Semua terowongan itu dipasangi perangkap, katanya. Prajurit tersebut, seorang perwira di unit insinyur tempur, mengatakan unitnya menemukan bom yang disembunyikan di dinding dan sebuah perangkat peledak besar yang dihubungkan dengan kabel untuk diaktifkan secara jarak jauh.
Prajurit tersebut, yang merupakan tentara cadangan dan telah diberhentikan sejak itu, mengatakan bahwa perangkat tersebut dibuat di pabrik dan memiliki nomor seri. Jika meledak, bom tersebut akan langsung membunuh siapa pun di dalam terowongan dan di luar terowongan, katanya.
Sumber : The New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.