BEIJING, KOMPAS.TV - Sebuah obat baru asal China, sunvozertinib, menunjukkan keberhasilan pengobatan melawan kanker paru-paru yang langka. Ini menawarkan harapan bagi para pasien yang berjuang melawan penyakit ini, seperti dilaporkan media negara Tiongkok, Senin (18/12/2023).
Uji klinis fase 2 dari sunvozertinib, yang bertujuan melawan jenis kanker paru-paru tertentu di mana tumor mengandung mutasi EGFR exon 20 insertions, menunjukkan respons aktivitas anti-tumor sebesar 61%, lebih tinggi dari kandidat obat sebelumnya.
Melansir South China Morning Post, hasil awal uji coba ini disajikan dalam pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology (ASCO) di Chicago pertengahan Juni, dikaji oleh rekan sejawat serta diterbitkan oleh jurnal The Lancet Respiratory Medicine pada 12 Desember.
Bagi para pasien yang berjuang melawan jenis kanker paru-paru langka dan sulit diobati yang tidak merespons terhadap terapi konvensional, seperti kemoterapi berbasis platinum, obat antitumor berbasis target asal China ini menunjukkan hasil yang menggembirakan dan menawarkan sinar harapan.
Dalam uji klinis fase 2 yang melibatkan 104 pasien lanjut dan menganalisis 97 kasus, obat baru bernama sunvozertinib ini dilaporkan dapat mencapai respons aktivitas anti-tumor sebesar 61 persen, lebih tinggi dari kandidat sebelumnya, menurut tim ilmuwan China yang hasilnya dipublikasikan dalam sebuah makalah.
Hasil awal uji coba ini disajikan dalam pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology (ASCO) di Chicago pertengahan Juni, dan di-review oleh rekan sejawat serta diterbitkan oleh jurnal The Lancet Respiratory Medicine pada 12 Desember.
Baca Juga: Cara Baru Obati Kanker, Ilmuwan Mempelajari Pengobatan dengan Menggunakan Vaksin
"Ini hasil yang mengesankan, karena sebelumnya kandidat potensial lain hanya bisa mencapai tingkat respons di bawah 50 persen untuk subkelompok kanker paru-paru ini," kata ilmuwan utama yang tidak ingin diidentifikasi dengan nama lengkapnya.
Pada tahun 2020 dan 2022, obat ini masing-masing diberikan desain terapi inovatif oleh Administrasi Produk Medis Nasional China dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat FDA.
Di China, kanker paru-paru adalah jenis kanker paling umum dengan tingkat kejadian dan kematian tertinggi, dan merupakan jenis kanker kedua paling umum di seluruh dunia. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua kategori utama, di antaranya sekitar 80 hingga 85 persen adalah kanker paru-paru sel bukan kecil (NSCLC).
Sebanyak 30 persen tumor NSCLC mengandung mutasi gen epidermal growth factor receptor (EGFR), dengan tingkat tertinggi dilaporkan di Asia dan terendah di Eropa. Jika melihat secara cermat pada pasien NSCLC yang membawa mutasi gen EGFR ini, mutasi EGFR exon 20 insertions adalah jenis ketiga paling umum, mencakup sekitar 12 persen dari semua kasus.
Sumber : South China Morning Post / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.