Namun, kenyataannya tak memiliki verifikasi keampuhannya karena tak jelasnya peraturan di negara itu.
Kepala DPRKHealth.org Ahn Kyung-soo menulis, bahwa banyak pengobatan yang lebih mirip dengan obat-obatan oriental yang merupakan tonik topikal berdasarkan tanaman obat yang cenderung memiliki efek minimal.
DPRKHealth.org merupakan sebuah blog yang membahas masalah kesehatan di negara tertutup tersebut.
Menurut Ahn, perawatan yang dimaksud antara lain mencelupkan sikat rambut berbentuk jarum ke dalam botol kaca lalu mengoleskannya ke kulit kepala untuk merangsangnya.
Pakar lainnya berpendapat bahwa topi militer juga dapat merusak rambut karena kurangnya ventilasi yang baik, menyebabkan penumpukan bakteri dan pori-pori tersumbat yang dapat menyebabkan penipisan rambut.
Semua pria Korea Utara yang berbadan sehat biasanya diwajibkan untuk melakoni wajib militer selama 10 tahun.
Baca Juga: Gencatan Senjata di Gaza Masuki Hari Terakhir, Gencarnya Negosiasi Perpanjangan Bikin Ketar-Ketir
Kerontokan rambut sendiri bukan hanya masalah Korea Utara, karena Korea Selatan juga mengalaminya secara tiba-tiba dan meluas dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini terbukti menjadi masalah yang turut berperan dalam pemilihan presiden Korea Selatan tahun lalu.
Salah satu kandidat presiden, Lee Jae-myung meraih banyak dukungan setelah memberikan janji pemerintah Korea Selatan harus membayar warganya yang alami kerontokan rambut.
Sayang, ia kalah dalam pemilihan Presiden dari Yoon Suk-yeol.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.