Bahkan slogan "dari sungai hingga laut" bergema melalui protes pro-Palestina, melintasi media sosial, dan tersedia dalam berbagai merchandise, dari jaket hingga lilin.
Tanyakanlah kepada orang Yahudi di London apa yang membuat mereka gelisah tentang lonjakan sentimen anti warga Israel saat ini, dan banyak dari mereka akan mengutip apa yang tampak seperti merajalelanya slogan itu. Ini adalah tanda, mereka katakan, bahwa ada banyak yang harus ditakuti.
"Jangan ragu bahwa Hamas bersorak untuk teriakan 'dari sungai hingga laut' itu, karena Palestina dari sungai hingga laut tidak meninggalkan satu inci pun untuk Israel," demikian bunyi surat terbuka yang ditandatangani oleh 30 media Yahudi di seluruh dunia dan dirilis hari Rabu kemarin.
Dan setelah pembunuhan warga sipil oleh Hamas pada 7 Oktober, mereka tidak percaya teriakan itu hanya anti-Israel, mengatakan slogan ini secara inheren anti-Yahudi.
"Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa di mata Hamas, kebencian terhadap Israel tidak berarti kebencian terhadap semua orang Yahudi," kata Sarah Nachshen, warga London.
"Slogan dan spanduk serta teriakan yang menyerukan untuk menghapus Israel dan, memang, semua orang Yahudi, dengan jelas menunjukkan hal ini."
Anggota kongres AS Rashida Tlaib yang punya keluarga di Tepi Barat dan satu-satunya anggota Kongres AS berdarah Palestina, mengunggah video pada 3 November yang menampilkan para demonstran yang menyanyikan slogan itu.
Tidak asing dengan kritik atas retorikanya tentang hubungan AS-Israel, Tlaib membela slogan tersebut.
"Dari sungai hingga laut adalah seruan yang bercita-cita untuk kebebasan, hak asasi manusia, dan kehidupan bersama yang damai, bukan kematian, kehancuran, atau kebencian," kata Tlaib.
Ia memperingatkan bahwa upaya menyamakan sentimen anti-Israel dengan anti-Yahudi atau antisemitisme hanyalah akan "membungkam beragam suara yang bersuara untuk hak asasi manusia."
Yousef Munayyer, Kepala Program Palestina/Israel dan Senior Fellow di Arab Center Washington mengatakan, "Tidak ada satu inci pun di tanah antara sungai dan laut di mana orang Palestina punya kebebasan, keadilan, dan kesetaraan, dan tidak pernah lebih penting untuk menekankan hal ini daripada sekarang."
Baca Juga: Warga Sipil Gaza yang Dibunuh Israel Sudah 11.078 Orang, Termasuk 4.500 Anak dan 3.027 Perempuan
Sebagian besar masyarakat internasional mendukung solusi dua negara, yang menyerukan pembagian wilayah menjadi dua negara yang berdaulat dan hidup berdampingan. Namun, bagi banyak orang, permukiman ilegal dan penjarahan tanah Palestina oleh Israel selama beberapa dekade membuat realitas solusi dua negara menjadi tidak mungkin.
Orang Israel sayap kanan secara sengaja mengaburkan batas Israel dan Tepi Barat, di mana setengah juta orang Israel sekarang tinggal di permukiman. Banyak dalam pemerintahan Israel mendukung aneksasi Tepi Barat, dan peta resmi pemerintah sering kali tidak menyebutkan batas "garis hijau" antara keduanya.
Dan platform asli partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Likud, menerbitkan versi slogan tersebut, mengatakan bahwa antara laut dan Sungai Yordan, "hanya akan ada kedaulatan Israel."
Menggunakan frasa ini bagi figur publik ternyata mahal ongkosnya. Hukuman terhadap Tlaib adalah hukuman satu langkah lebih pendek dari pengusiran Tlaib dari Kongres AS.
Bulan lalu, polisi Wina melarang demonstrasi pro-Palestina, dengan alasan frasa "dari sungai hingga laut" disebutkan dalam undangan dan dikarakterisasi sebagai seruan kekerasan.
Dan di Inggris, Partai Buruh memberikan hukuman sementara kepada anggota Parlemen, Andy McDonald, karena menggunakan frasa tersebut selama rapat di mana ia mendesak untuk menghentikan pengeboman Israel atas warga sipil Gaza.
"Kami tidak akan berhenti sampai kami mendapat keadilan. Sampai semua orang, Israel dan Palestina, antara sungai dan laut dapat hidup dalam kebebasan dan dalam damai," katanya di Twitter.
Lalu dia menjelaskan, "Kata-kata ini tidak boleh diartikan dengan cara lain selain yang dimaksudkan, yaitu sebagai doa tulus untuk mengakhiri pembunuhan di Israel, Gaza, dan Tepi Barat yang diduduki, dan agar semua orang di wilayah tersebut dapat hidup dengan bebas tanpa ancaman kekerasan,"
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.