Israel berkali-kali menuntut agar 1,1 juta penduduk di utara Gaza melarikan diri ke selatan karena eskalasi serangan di utara.
Namun, beberapa dari mereka yang bergerak ke selatan tewas dibunuh Israel dalam beberapa hari terakhir.
Karena Israel terus melakukan serangan udara di selatan, dengan alasan menyerang target-target Hamas.
Hari Sabtu, Israel menawarkan jendela tiga jam bagi warga yang terjebak untuk melarikan diri ke selatan.
Namun seorang jurnalis AP di jalan melihat tidak ada yang datang dari utara.
Kepala kantor media pemerintah di Gaza, Salama Maarouf mengatakan, tidak ada yang pergi ke selatan karena militer Israel merusak jalan.
Tetapi Israel menegaskan, Hamas "menggunakan" jendela tersebut untuk bergerak ke selatan dan menyerang pasukannya.
Tidak ada komentar langsung dari Hamas terkait klaim tersebut, yang tidak dapat diverifikasi.
Beberapa warga Palestina mengatakan, mereka tidak pergi ke selatan karena takut akan serangan Israel.
"Kami tidak percaya kepada mereka," kata Mohamed Abed, yang berlindung bersama istri dan anak-anaknya di halaman rumah sakit Shifa.
Wilayah perumahan yang luas di utara Gaza hancur akibat serangan udara Israel.
Israel membunuh warga sipil yang tinggal disana.
Sebagian besar penduduk yang tersisa di utara Gaza diperkirakan sekitar 300.000 orang.
Mereka mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB dan di rumah sakit.
Namun, serangan Israel yang mematikan juga telah berkali-kali mengenai dan merusak tempat-tempat perlindungan tersebut.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA mengatakan, kehilangan kontak dengan banyak warga di utara.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.