Kompas TV internasional kompas dunia

Israel - Hamas Makin Parah dan Dikhawatirkan Melebar, Biden Terbang ke Israel dan Yordania

Kompas.tv - 17 Oktober 2023, 14:41 WIB
israel-hamas-makin-parah-dan-dikhawatirkan-melebar-biden-terbang-ke-israel-dan-yordania
Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan ke Israel dan Yordania hari Rabu, (18/10/2023) untuk bertemu pemimpin Israel dan Arab, ditengah melonjaknya kekhawatiran bahwa perang Israel dan Hamas bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih besar. (Sumber: AP Photo/Susan Walsh)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan ke Israel dan Yordania hari Rabu, (18/10/2023) untuk bertemu pemimpin Israel dan Arab, ditengah melonjaknya kekhawatiran bahwa perang Israel dan Hamas bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih besar.

Menlu AS Antony Blinken mengumumkan perjalanan Biden ke Israel ketika situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk dan ketika Israel bersiap untuk serangan darat terhadap Gaza, wilayah seluas 365 kilometer persegi, untuk menghabisi seluruh personil dan kombatan Hamas yang bertanggung jawab atas apa yang disebut pejabat AS dan Israel sebagai serangan paling mematikan terhadap orang Yahudi sejak Holokaus.

Biden ingin menyampaikan pesan kuat bahwa AS mendukung Israel, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Selasa, (17/10/2023). Pemerintahannya telah berjanji memberi dukungan militer dengan mengirimkan dua gugus tempur kapal induk AS dan bantuan ke wilayah tersebut.

Pejabat-pejabat pemerintahan Biden mengatakan mereka akan meminta Kongres memberikan lebih dari 2 miliar Dollar AS dalam bantuan tambahan baik untuk Israel maupun Ukraina, yang sedang berperang melawan invasi Rusia.

Ini adalah kesempatan bagi Biden untuk memperkuat kredensial keamanan nasionalnya di mata pemilih AS menjelang pemilihan tahun 2024 yang tinggal beberapa tahun lagi.

Ini juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan dia memenuhi janji kampanye untuk menjalankan kepemimpinan Amerika setelah empat tahun kebijakan luar negeri mantan Presiden Donald Trump yang menitikberatkan pada "Amerika Dulu, Yang Lain Nanti Saja".

Namun kehadiran Biden bisa dianggap sebagai tindakan provokatif oleh sponsor utama Hamas, Iran, atau bisa juga dipandang kurang sensitif oleh negara-negara Arab ketika korban warga sipil terus bertambah di Gaza. Blinken sendiri berkeliling Timur Tengah selama seminggu terakhir untuk mencegah perang dengan Hamas agar tidak menjadi konflik regional yang lebih luas.

Baca Juga: Putin Telepon Netanyahu, Desak Atasi Situasi Krisis Rakyat Gaza dan Solusi Damai Perang Israel-Hamas

Warga Palestina yang terluka tiba di rumah sakit al-Shifa, menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza tengah, Senin, 16 Oktober 2023. Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan ke Israel dan Yordania hari Rabu, (18/10/2023) untuk bertemu pemimpin Israel dan Arab, ditengah melonjaknya kekhawatiran bahwa perang Israel dan Hamas bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih besar.(Sumber: AP Photo/Abed Khaled)

Blinken mengumumkan ini Selasa pagi usai lebih dari tujuh jam pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pejabat-pejabat Israel terkait lainnya, "Kunjungannya saat ini adalah momen penting bagi Israel, bagi wilayah ini, dan bagi dunia," kata Blinken.

Blinken menambahkan Biden akan diberikan penjelasan oleh pejabat Israel mengenai tujuan dan strategi perang mereka dan akan mendengar bagaimana mereka bermaksud untuk menjalankan operasi "dengan cara yang meminimalkan korban sipil dan memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir ke warga sipil di Gaza tanpa memberikan keuntungan kepada Hamas."

Tidak lama setelah itu, di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengumumkan Biden akan ke Yordania untuk bertemu Raja Abdullah II, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

"Kami sangat jelas tentang perlunya bantuan kemanusiaan terus mengalir ke Gaza," kata Kirby. "Itu adalah panggilan konsisten oleh Presiden Biden dan tentu saja oleh seluruh pemerintahan ini."

Truk-truk bantuan teronggok pada hari Senin di perbatasan Mesir dengan Gaza, dihalangi masuk, sementara penduduk dan kelompok kemanusiaan memohon air, makanan, dan bahan bakar untuk generator yang hampir mati, sementara wilayah kecil Palestina yang dikelilingi oleh Israel setelah serangan Hamas minggu lalu hampir runtuh.

Biden awalnya dijadwalkan ke Pueblo, Colorado, hari Senin, tetapi memutuskan menunda agar dia bisa berkonsultasi dengan para pembantunya dan berbicara dengan sesama pemimpin tentang perkembangan situasi di Timur Tengah.

Pengumuman ini datang setelah Biden berkonsultasi dengan trio pemimpin dunia dan tim keamanan nasionalnya sendiri pada hari Senin, di tengah kekhawatiran global yang semakin meningkat tentang krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan ketakutan bahwa perang antara Israel dan Hamas bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas.

Biden berbicara lewat telepon dengan Presiden Mesir, el-Sisi, Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz tentang dampak serangan mendadak militan Hamas di Israel yang menewaskan 1.400 orang dan serangan balasan yang menewaskan setidaknya 2.778 warga Palestina.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan Tertahan di Perbatasan Gaza-Mesir, Nyawa Warga Palestina Terancam

Menlu AS Antony Blinken berbicara dengan Menhan Israel Yoav Gallan di Tel Aviv. residen Amerika Serikat Joe Biden akan ke Israel dan Yordania hari Rabu, (18/10/2023) untuk bertemu pemimpin Israel dan Arab, ditengah melonjaknya kekhawatiran bahwa perang Israel dan Hamas bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih besar. (Sumber: AP Photo)

Pemimpin Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat hari Selasa karena meningkatnya kekhawatiran bahwa perang Israel dan Hamas bisa memicu ketegangan di Eropa dan membawa lebih banyak pengungsi yang mencari perlindungan.

Pembicaraan Biden dengan pemimpin Mesir datang satu hari setelah el-Sisi bertemu dengan Blinken di Kairo. Media pemerintah Mesir melaporkan, el-Sisi mengatakan kepada Blinken bahwa operasi Gaza Israel jauh melebihi "hak membela diri" dan berubah menjadi "hukuman kolektif" bagi rakyat Palestina di Gaza.

Kirby menolak memberikan komentar tentang keprihatinan el-Sisi tentang bagaimana Israel menjalankan perang, "Situasi kemanusiaan ada di atas dalam daftar diskusi dengan Presiden el-Sisi," kata Kirby.

Menteri Luar Negeri Iran hari Senin memperingatkan "tindakan pre-emptif adalah mungkin" jika Israel jadi melakukan serangan darat ke Jalur Gaza.

"Pemimpin-pemimpin perlawanan tidak akan membiarkan rezim Zionis melakukan apa saja yang mereka inginkan di Gaza dan kemudian menyerang kelompok perlawanan lainnya setelah selesai dengan Gaza," katanya kepada televisi negara. "Karena itu, tindakan preventif apa pun adalah mungkin dalam beberapa jam mendatang."

Kirby mengatakan AS tidak melihat tanda-tanda bahwa Iran mungkin mencoba untuk terlibat langsung dalam konflik Israel-Hamas.

Pejabat-pejabat Gedung Putih mengatakan intelijen AS menunjukkan Iran secara umum menyadari Hamas bersiap melakukan serangan terhadap Israel. Namun, AS mengatakan hingga saat ini mereka belum menemukan bukti keterlibatan langsung Iran dalam serangan pada 7 Oktober.

Baca Juga: Biden Ternyata Sebut Pendudukan Gaza oleh Israel Kesalahan Besar, tapi Hamas Harus Dihancurkan

Seorang anak Palestina duduk di atas puing-puing bangunan rumhnya yang hancur dalam serangan udara Israel di kamp Nuseirat di bagian tengah Jalur Gaza, Palestina, Senin, 16 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Hatem Moussa)

Israel juga bersiap untuk kemungkinan adanya front pertempuran baru di perbatasan utara mereka dengan Lebanon, di mana mereka beberapa kali bertukar tembakan dengan Hizbullah. Militer memerintahkan warga dari 28 komunitas Israel di dekat perbatasan untuk mengungsikan diri.

Sirene serangan udara mengganggu pertemuan Blinken dengan pejabat-pejabat Israel tiga kali pada hari Senin, termasuk dua kali saat dia berada bersama Netanyahu dan kabinet perangnya.

Di Washington, Biden diberikan laporan di Ruang Oval oleh tim keamanan nasionalnya tentang situasi di Israel dan Gaza. Kepala staf Gedung Putih, Jeff Zients, bergabung dengan briefing yang dipimpin oleh penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, Direktur NSA Avril Haines, dan Direktur CIA Bill Burns, menurut Gedung Putih.

Blinken berada di Israel hari Senin untuk kunjungan keduanya dalam kurun waktu kurang dari satu minggu untuk berbicara dengan para pemimpin Israel. Dia telah berkeliling Timur Tengah dengan singgah di Yordania, Bahrain, Qatar, Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Blinken, dalam pembicaraan pada hari Senin dengan Netanyahu dan pejabat-pejabat Israel lainnya, membawa kaleidoskop umpan balik yang diterimanya dari para pemimpin Arab. Dia juga "menegaskan dukungannya yang kuat terhadap hak Israel untuk membela diri dari serangan Hamas dan menegaskan tekad AS menyediakan apa yang diperlukan pemerintah Israel untuk melindungi warganya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.

Pejabat-pejabat Gedung Putih mengatakan pembicaraan Biden dengan pemimpin Arab di Amman akan lebih fokus pada kekhawatiran kemanusiaan bagi 2,3 juta warga Gaza. Biden juga akan menarik garis jelas bahwa Hamas tidak mewakili hak rakyat Palestina untuk martabat dan penentuan nasib sendiri.


 

Namun, pejabat-pejabat Gedung Putih merasa risih apakah Biden akan meminta Netanyahu dan pejabat Israel untuk menahan diri atau menetapkan kondisi apapun pada bantuan militer AS yang mungkin sedang dalam tahap perencanaan.

"Kami tidak menetapkan kondisi pada bantuan militer yang kami berikan kepada Israel," kata Kirby. "Mereka punya hak untuk membela diri. Mereka punya hak untuk melawan ancaman teroris ini." kata Kirby.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x