Pemimpin Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat hari Selasa karena meningkatnya kekhawatiran bahwa perang Israel dan Hamas bisa memicu ketegangan di Eropa dan membawa lebih banyak pengungsi yang mencari perlindungan.
Pembicaraan Biden dengan pemimpin Mesir datang satu hari setelah el-Sisi bertemu dengan Blinken di Kairo. Media pemerintah Mesir melaporkan, el-Sisi mengatakan kepada Blinken bahwa operasi Gaza Israel jauh melebihi "hak membela diri" dan berubah menjadi "hukuman kolektif" bagi rakyat Palestina di Gaza.
Kirby menolak memberikan komentar tentang keprihatinan el-Sisi tentang bagaimana Israel menjalankan perang, "Situasi kemanusiaan ada di atas dalam daftar diskusi dengan Presiden el-Sisi," kata Kirby.
Menteri Luar Negeri Iran hari Senin memperingatkan "tindakan pre-emptif adalah mungkin" jika Israel jadi melakukan serangan darat ke Jalur Gaza.
"Pemimpin-pemimpin perlawanan tidak akan membiarkan rezim Zionis melakukan apa saja yang mereka inginkan di Gaza dan kemudian menyerang kelompok perlawanan lainnya setelah selesai dengan Gaza," katanya kepada televisi negara. "Karena itu, tindakan preventif apa pun adalah mungkin dalam beberapa jam mendatang."
Kirby mengatakan AS tidak melihat tanda-tanda bahwa Iran mungkin mencoba untuk terlibat langsung dalam konflik Israel-Hamas.
Pejabat-pejabat Gedung Putih mengatakan intelijen AS menunjukkan Iran secara umum menyadari Hamas bersiap melakukan serangan terhadap Israel. Namun, AS mengatakan hingga saat ini mereka belum menemukan bukti keterlibatan langsung Iran dalam serangan pada 7 Oktober.
Baca Juga: Biden Ternyata Sebut Pendudukan Gaza oleh Israel Kesalahan Besar, tapi Hamas Harus Dihancurkan
Israel juga bersiap untuk kemungkinan adanya front pertempuran baru di perbatasan utara mereka dengan Lebanon, di mana mereka beberapa kali bertukar tembakan dengan Hizbullah. Militer memerintahkan warga dari 28 komunitas Israel di dekat perbatasan untuk mengungsikan diri.
Sirene serangan udara mengganggu pertemuan Blinken dengan pejabat-pejabat Israel tiga kali pada hari Senin, termasuk dua kali saat dia berada bersama Netanyahu dan kabinet perangnya.
Di Washington, Biden diberikan laporan di Ruang Oval oleh tim keamanan nasionalnya tentang situasi di Israel dan Gaza. Kepala staf Gedung Putih, Jeff Zients, bergabung dengan briefing yang dipimpin oleh penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, Direktur NSA Avril Haines, dan Direktur CIA Bill Burns, menurut Gedung Putih.
Blinken berada di Israel hari Senin untuk kunjungan keduanya dalam kurun waktu kurang dari satu minggu untuk berbicara dengan para pemimpin Israel. Dia telah berkeliling Timur Tengah dengan singgah di Yordania, Bahrain, Qatar, Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Blinken, dalam pembicaraan pada hari Senin dengan Netanyahu dan pejabat-pejabat Israel lainnya, membawa kaleidoskop umpan balik yang diterimanya dari para pemimpin Arab. Dia juga "menegaskan dukungannya yang kuat terhadap hak Israel untuk membela diri dari serangan Hamas dan menegaskan tekad AS menyediakan apa yang diperlukan pemerintah Israel untuk melindungi warganya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.
Pejabat-pejabat Gedung Putih mengatakan pembicaraan Biden dengan pemimpin Arab di Amman akan lebih fokus pada kekhawatiran kemanusiaan bagi 2,3 juta warga Gaza. Biden juga akan menarik garis jelas bahwa Hamas tidak mewakili hak rakyat Palestina untuk martabat dan penentuan nasib sendiri.
Namun, pejabat-pejabat Gedung Putih merasa risih apakah Biden akan meminta Netanyahu dan pejabat Israel untuk menahan diri atau menetapkan kondisi apapun pada bantuan militer AS yang mungkin sedang dalam tahap perencanaan.
"Kami tidak menetapkan kondisi pada bantuan militer yang kami berikan kepada Israel," kata Kirby. "Mereka punya hak untuk membela diri. Mereka punya hak untuk melawan ancaman teroris ini." kata Kirby.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.