TEL AVIV, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan ke Israel dan Yordania hari Rabu, (18/10/2023) untuk bertemu pemimpin Israel dan Arab, ditengah melonjaknya kekhawatiran bahwa perang Israel dan Hamas bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih besar.
Menlu AS Antony Blinken mengumumkan perjalanan Biden ke Israel ketika situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk dan ketika Israel bersiap untuk serangan darat terhadap Gaza, wilayah seluas 365 kilometer persegi, untuk menghabisi seluruh personil dan kombatan Hamas yang bertanggung jawab atas apa yang disebut pejabat AS dan Israel sebagai serangan paling mematikan terhadap orang Yahudi sejak Holokaus.
Biden ingin menyampaikan pesan kuat bahwa AS mendukung Israel, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Selasa, (17/10/2023). Pemerintahannya telah berjanji memberi dukungan militer dengan mengirimkan dua gugus tempur kapal induk AS dan bantuan ke wilayah tersebut.
Pejabat-pejabat pemerintahan Biden mengatakan mereka akan meminta Kongres memberikan lebih dari 2 miliar Dollar AS dalam bantuan tambahan baik untuk Israel maupun Ukraina, yang sedang berperang melawan invasi Rusia.
Ini adalah kesempatan bagi Biden untuk memperkuat kredensial keamanan nasionalnya di mata pemilih AS menjelang pemilihan tahun 2024 yang tinggal beberapa tahun lagi.
Ini juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan dia memenuhi janji kampanye untuk menjalankan kepemimpinan Amerika setelah empat tahun kebijakan luar negeri mantan Presiden Donald Trump yang menitikberatkan pada "Amerika Dulu, Yang Lain Nanti Saja".
Namun kehadiran Biden bisa dianggap sebagai tindakan provokatif oleh sponsor utama Hamas, Iran, atau bisa juga dipandang kurang sensitif oleh negara-negara Arab ketika korban warga sipil terus bertambah di Gaza. Blinken sendiri berkeliling Timur Tengah selama seminggu terakhir untuk mencegah perang dengan Hamas agar tidak menjadi konflik regional yang lebih luas.
Baca Juga: Putin Telepon Netanyahu, Desak Atasi Situasi Krisis Rakyat Gaza dan Solusi Damai Perang Israel-Hamas
Blinken mengumumkan ini Selasa pagi usai lebih dari tujuh jam pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pejabat-pejabat Israel terkait lainnya, "Kunjungannya saat ini adalah momen penting bagi Israel, bagi wilayah ini, dan bagi dunia," kata Blinken.
Blinken menambahkan Biden akan diberikan penjelasan oleh pejabat Israel mengenai tujuan dan strategi perang mereka dan akan mendengar bagaimana mereka bermaksud untuk menjalankan operasi "dengan cara yang meminimalkan korban sipil dan memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir ke warga sipil di Gaza tanpa memberikan keuntungan kepada Hamas."
Tidak lama setelah itu, di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengumumkan Biden akan ke Yordania untuk bertemu Raja Abdullah II, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
"Kami sangat jelas tentang perlunya bantuan kemanusiaan terus mengalir ke Gaza," kata Kirby. "Itu adalah panggilan konsisten oleh Presiden Biden dan tentu saja oleh seluruh pemerintahan ini."
Truk-truk bantuan teronggok pada hari Senin di perbatasan Mesir dengan Gaza, dihalangi masuk, sementara penduduk dan kelompok kemanusiaan memohon air, makanan, dan bahan bakar untuk generator yang hampir mati, sementara wilayah kecil Palestina yang dikelilingi oleh Israel setelah serangan Hamas minggu lalu hampir runtuh.
Biden awalnya dijadwalkan ke Pueblo, Colorado, hari Senin, tetapi memutuskan menunda agar dia bisa berkonsultasi dengan para pembantunya dan berbicara dengan sesama pemimpin tentang perkembangan situasi di Timur Tengah.
Pengumuman ini datang setelah Biden berkonsultasi dengan trio pemimpin dunia dan tim keamanan nasionalnya sendiri pada hari Senin, di tengah kekhawatiran global yang semakin meningkat tentang krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan ketakutan bahwa perang antara Israel dan Hamas bisa berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas.
Biden berbicara lewat telepon dengan Presiden Mesir, el-Sisi, Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz tentang dampak serangan mendadak militan Hamas di Israel yang menewaskan 1.400 orang dan serangan balasan yang menewaskan setidaknya 2.778 warga Palestina.
Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan Tertahan di Perbatasan Gaza-Mesir, Nyawa Warga Palestina Terancam
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.