WASHINGTON, KOMPAS.TV - Kapal induk kedua AS USS Dwight Eisenhower berangkat dari Norfolk, Virginia, pada Jumat, (13/10/2023) menuju Laut Mediterania memperkuat kapal induk USS Gerald Ford. Puluhan pesawat sedang menuju ke pangkalan militer Amerika Serikat di seluruh Timur Tengah dan pasukan khusus AS sekarang membantu militer Israel dalam perencanaan dan intelijen.
Hari Jumat, kelompok serangan kapal induk USS Dwight D. Eisenhower akan meninggalkan pelabuhan asalnya di Norfolk, Virginia, dan berlayar ke Laut Tengah, yang berpotensi menggandakan respons Angkatan Laut Amerika Serikat terhadap Israel.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kapal induk USS Dwight D. Eisenhower dan kelompok kapal tempurnya akan memulai penugasan dalam satu minggu mendatang, dan akan melintasi Samudra Atlantik dalam perjalanan ke Laut Mediterania dekat Palestina, sebagaimana dilaporkan Anadolu, Kamis, (12/10/2023).
Saat ini belum ada rencana penugasan di Laut Mediterania Timur dekat Palestina dan Israel di mana Amerika Serikat telah menggelar kapal induk USS Gerald R. Ford, diklaim AS sebagai tindakan pencegahan terhadap pihak-pihak lain yang bergabung dalam konflik di wilayah Palestina yang dikepung dan Israel.
Kirby mengatakan USS Eisenhower "akan tersedia jika diperlukan" di Laut Tengah timur, tetapi mengatakan "belum ada keputusan yang diambil." seperti laporan Associated Press, Kamis, (12/10/2023).
"Belum ada keputusan operasional seperti itu yang sudah dibuat, tapi kapal induk tersebut akan menuju ke arah itu, kapal-kapal pendampingnya akan bersamanya, dan dia pasti akan menjadi aset yang tersedia jika diperlukan," katanya.
"Kita sedang mengirim pesan dengan lantang dan jelas: Amerika Serikat siap bertindak jika ada aktor yang bersikap permusuhan terhadap Israel mempertimbangkan untuk memperluas perang ini. Kita juga akan terus berbicara dengan Israel tentang kebutuhan mereka untuk memastikan mereka memiliki apa yang mereka butuhkan untuk mempertahankan negara dan rakyat mereka," tambah Kirby.
Penggelaran senjata besar-besaran ini mencerminkan kekhawatiran Amerika Serikat bahwa pertempuran mematikan antara Hamas dan Israel dapat melebar menjadi konflik regional yang lebih berbahaya.
Seperti diklaim Amerika Serikat, misi utama kapal-kapal induk dan pesawat tempur saat ini adalah untuk membentuk kehadiran pasukan yang mencegah Hezbollah, Iran, atau pihak lain memanfaatkan situasi. Pasukan yang dikirim Amerika Serikat memiliki kemampuan lebih dari itu, tegas Kirby.
Amerika Serikat juga mempercepat pengiriman amunisi dan alat pemusnah udara Israel.
Baca Juga: Putin: Kapal Induk AS ke Palestina Untuk Menakuti Siapa? Disana Semua Orang Sudah Tidak Takut Apapun
Pasukan Khusus AS Sudah Bertugas di Lapangan
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengumumkan bahwa kelompok pasukan operasi khusus sekarang sudah di lapangan membantu Israel dalam hal intelijen dan perencanaan.
Mereka belum ditugaskan untuk penyelamatan sandera, berlawanan dengan beberapa laporan, kata pejabat pertahanan, tetapi bisa melakukannya jika diminta.
Amerika Serikat juga meminta perusahaan pertahanan Amerika Serikat untuk mempercepat pesanan senjata yang telah ada oleh Israel. Salah satu yang terpenting adalah mempercepat pengiriman amunisi untuk sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.
Presiden Joe Biden hari Selasa mengatakan pengadaan ulang amunisi Iron Dome dan sistem pertahanan udara adalah prioritas utama, "Kita mengirimkan bantuan militer tambahan, termasuk amunisi dan alat pemusnah untuk mengisi ulang Iron Dome," kata Biden. "Kita akan memastikan Israel tidak kehabisan aset penting ini untuk mempertahankan kota-kota dan warga negara mereka."
Peluru kendali Iron Dome bertugas menghantam roket yang mendekati salah satu kota. Menurut Raytheon, Israel punya 10 sistem Iron Dome yang ditempatkan untuk melindungi kota-kotanya.
Dimulai dengan serangan pada hari Sabtu, Hamas melepaskan lebih dari 5.000 roket ke Israel, yang sebagian besar di antaranya telah dapat dicegat oleh sistem Iron Dome, menurut Militer Israel.
Raytheon memproduksi sebagian besar komponen roket Iron Dome di Amerika Serikat, dan Angkatan Darat AS memiliki dua sistem Iron Dome dalam persediaannya.
Baca Juga: Selama 6 Hari, Israel Jatuhkan 4.000 Ton Bom di Gaza dan Tewaskan Hampir 1.500 Jiwa
Kapal Perang dan Jet Tempur AL AS
Salah satu contoh paling nyata dari respons Amerika Serikat adalah pengumuman oleh Pentagon pada hari Minggu untuk mengalihkan kelompok serangan kapal induk Gerald R. Ford menuju Israel.
Kapal induk tersebut baru saja menyelesaikan latihan bersama dengan Angkatan Laut Italia ketika kapal dan awaknya sekitar 5.000 orang diperintahkan untuk segera berlayar ke Laut Tengah Timur.
Kapal induk ini memberikan banyak pilihan. Ini adalah pusat operasi kendali utama dan dapat melakukan perang informasi. Kapal induk ini memiliki pesawat pengintai E2-Hawkeye, yang dikenal dengan radar berbentuk cakram berdiameter 7 meter mereka.
Pesawat-pesawat ini memberikan peringatan dini tentang peluncuran rudal, melakukan pengawasan, dan mengelola ruang udara, mendeteksi tidak hanya pesawat musuh tetapi juga mengarahkan gerakan Amerika Serikat.
Kapal Induk Gerald Ford juga membawa pesawat tempur F-18 yang dapat terbang untuk melakukan intersepsi atau menyerang sasaran. Kapal induk ini juga punya kemampuan yang signifikan untuk pekerjaan kemanusiaan, termasuk rumah sakit yang dilengkapi dengan unit perawatan intensif (ICU) dan ruang gawat darurat serta sekitar 40 tenaga medis, dokter, dan ahli bedah.
Kapal ini berlayar dengan helikopter yang dapat digunakan untuk mengangkut pasokan penting atau korban.
Eisenhower sebenarnya sudah dijadwalkan untuk ditempatkan di Laut Tengah dalam rotasi reguler, dan Ford sudah mendekati akhir penugasan. Tetapi pemerintahan Biden dapat memutuskan untuk memperpanjang penugasan Ford dan menjaga kedua kelompok serangan di sana, kata juru bicara Gedung Putih John Kirby pada hari Rabu.
Baca Juga: Putin Sebut Israel Tidak Bisa Usir Penduduk Gaza: Ini Tanah Bersejarah Palestina
Jet Tempur Angkatan Udara AS
Pentagon juga memesan pesawat tempur tambahan untuk memperkuat skuadron A-10, F-15, dan F-16 yang sudah ada di pangkalan-pangkalan di seluruh Timur Tengah dan siap menambahkan lebih jika diperlukan.
Menteri Angkatan Udara Frank Kendall Selasa dalam sebuah acara Dewan Atlantik mengatakan jet-jet tempur itu melipat gandakan kekuatan AS karena mengarahkan unit yang hampir kembali ke rumah untuk tetap tinggal di tempat dan bersiaga bersama dengan penggantinya.
Angkatan Udara Amerika Serikat sudah memiliki kekuatan udara yang signifikan di wilayah itu untuk melakukan operasi berawak dan tak berawak, terutama di Suriah di mana F-16 Angkatan Udara Amerika Serikat minggu lalu diperintahkan untuk menembak jatuh pesawat tak berawak Turki yang merupakan ancaman bagi pasukan darat Amerika Serikat yang beroperasi di sana.
Kendall juga mengatakan pesawat transportasi Angkatan Udara Amerika Serikat C-17 telah mendarat di dan berangkat dari Israel sejak serangan. Pesawat transportasi itu mengangkut personel militer Amerika Serikat yang berada di sana untuk latihan militer yang belum dimulai ketika serangan dimulai, kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.
Baik Angkatan Udara maupun Central Command tidak akan berkomentar tentang misi tambahan yang mungkin akan dilakukan oleh kekuatan udara Amerika Serikat sebagai respons terhadap konflik tersebut.
Sumber : Associated Press / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.