Dimulai dengan serangan pada hari Sabtu, Hamas melepaskan lebih dari 5.000 roket ke Israel, yang sebagian besar di antaranya telah dapat dicegat oleh sistem Iron Dome, menurut Militer Israel.
Raytheon memproduksi sebagian besar komponen roket Iron Dome di Amerika Serikat, dan Angkatan Darat AS memiliki dua sistem Iron Dome dalam persediaannya.
Baca Juga: Selama 6 Hari, Israel Jatuhkan 4.000 Ton Bom di Gaza dan Tewaskan Hampir 1.500 Jiwa
Kapal Perang dan Jet Tempur AL AS
Salah satu contoh paling nyata dari respons Amerika Serikat adalah pengumuman oleh Pentagon pada hari Minggu untuk mengalihkan kelompok serangan kapal induk Gerald R. Ford menuju Israel.
Kapal induk tersebut baru saja menyelesaikan latihan bersama dengan Angkatan Laut Italia ketika kapal dan awaknya sekitar 5.000 orang diperintahkan untuk segera berlayar ke Laut Tengah Timur.
Kapal induk ini memberikan banyak pilihan. Ini adalah pusat operasi kendali utama dan dapat melakukan perang informasi. Kapal induk ini memiliki pesawat pengintai E2-Hawkeye, yang dikenal dengan radar berbentuk cakram berdiameter 7 meter mereka.
Pesawat-pesawat ini memberikan peringatan dini tentang peluncuran rudal, melakukan pengawasan, dan mengelola ruang udara, mendeteksi tidak hanya pesawat musuh tetapi juga mengarahkan gerakan Amerika Serikat.
Kapal Induk Gerald Ford juga membawa pesawat tempur F-18 yang dapat terbang untuk melakukan intersepsi atau menyerang sasaran. Kapal induk ini juga punya kemampuan yang signifikan untuk pekerjaan kemanusiaan, termasuk rumah sakit yang dilengkapi dengan unit perawatan intensif (ICU) dan ruang gawat darurat serta sekitar 40 tenaga medis, dokter, dan ahli bedah.
Kapal ini berlayar dengan helikopter yang dapat digunakan untuk mengangkut pasokan penting atau korban.
Eisenhower sebenarnya sudah dijadwalkan untuk ditempatkan di Laut Tengah dalam rotasi reguler, dan Ford sudah mendekati akhir penugasan. Tetapi pemerintahan Biden dapat memutuskan untuk memperpanjang penugasan Ford dan menjaga kedua kelompok serangan di sana, kata juru bicara Gedung Putih John Kirby pada hari Rabu.
Baca Juga: Putin Sebut Israel Tidak Bisa Usir Penduduk Gaza: Ini Tanah Bersejarah Palestina
Jet Tempur Angkatan Udara AS
Pentagon juga memesan pesawat tempur tambahan untuk memperkuat skuadron A-10, F-15, dan F-16 yang sudah ada di pangkalan-pangkalan di seluruh Timur Tengah dan siap menambahkan lebih jika diperlukan.
Menteri Angkatan Udara Frank Kendall Selasa dalam sebuah acara Dewan Atlantik mengatakan jet-jet tempur itu melipat gandakan kekuatan AS karena mengarahkan unit yang hampir kembali ke rumah untuk tetap tinggal di tempat dan bersiaga bersama dengan penggantinya.
Angkatan Udara Amerika Serikat sudah memiliki kekuatan udara yang signifikan di wilayah itu untuk melakukan operasi berawak dan tak berawak, terutama di Suriah di mana F-16 Angkatan Udara Amerika Serikat minggu lalu diperintahkan untuk menembak jatuh pesawat tak berawak Turki yang merupakan ancaman bagi pasukan darat Amerika Serikat yang beroperasi di sana.
Kendall juga mengatakan pesawat transportasi Angkatan Udara Amerika Serikat C-17 telah mendarat di dan berangkat dari Israel sejak serangan. Pesawat transportasi itu mengangkut personel militer Amerika Serikat yang berada di sana untuk latihan militer yang belum dimulai ketika serangan dimulai, kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.
Baik Angkatan Udara maupun Central Command tidak akan berkomentar tentang misi tambahan yang mungkin akan dilakukan oleh kekuatan udara Amerika Serikat sebagai respons terhadap konflik tersebut.
Sumber : Associated Press / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.