Aktivitas yang semakin meningkat dari kapal penjaga pantai dan kapal nelayan China di area tersebut membuat Jakarta meradang, sehingga Angkatan Laut Indonesia melakukan latihan besar-besaran pada Juli 2020 di perairan sekitar Natuna.
Baca Juga: Tiongkok Tuduh "Garuda Shield" Upaya Amerika Serikat Bangun Aliansi
Evans menolak untuk berkomentar mengenai penentangan China yang sudah lama terhadap latihan militer yang dipimpin oleh AS di Asia.
Ditanya apakah ada rencana oleh militer AS untuk melakukan patroli laut bersama dengan sekutu seperti Jepang dan Filipina di perairan yang diperebutkan, Evans mengatakan "penting bagi kita untuk menjaga keterlibatan yang berkelanjutan dengan mitra dan sekutu regional kami dari perspektif militer, karena itu akan meningkatkan kesiapan kita secara keseluruhan."
"Saya pikir ini terus menunjukkan tanda komitmen kita kepada mitra dan sekutu regional," kata Evans, yang juga merupakan Komandan Senior Angkatan Darat AS di Hawaii.
Latihan militer antara pasukan AS dan sekutu serta mitra pertahanannya "tetap sangat penting, seperti yang sudah berlangsung sejak kita memulai operasi ini pada tahun 2006," katanya sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai urgensi melakukan latihan semacam itu saat ini.
Baca Juga: China Terbitkan Peta Klaim LCS, Indonesia Gelar Super Garuda Shield, Latihan Bersama AS dan 5 Negara
Sekutu-sekutu AS mengakui kepentingan strategis dan peluang untuk berpartisipasi dalam latihan multinasional ini, yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme militer selain dari memperkuat kesiapan tempur dan meningkatkan kemampuan pasukan sekutu untuk beroperasi bersama, kata Evans.
"Selandia Baru, bersama semua mitra dan sekutu regional kita, terus berkontribusi untuk tiga hal yang benar-benar kita fokuskan selama operasi Pathways, dalam hal ini, Garuda Shield," kata Evans. "Tiga hal tersebut adalah kemitraan, penyempurnaan kesiapan militer kita secara keseluruhan, dan interoperabilitas."
Sementara itu, Laksamana Muda Julius Widjojono, juru bicara militer Indonesia, mengatakan bahwa latihan lapangan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan tempur dan mengasah insting perang prajurit dari negara-negara peserta, termasuk mengatasi serangan musuh saat melaksanakan patroli.
Brunei, Brasil, Kanada, Jerman, India, Malaysia, Belanda, Selandia Baru, Papua Nugini, Filipina, Korea Selatan, dan Timor Timur mengirim pengamat ke latihan multilateral gabungan bersama.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.