Pihak ordo menganggap anak-anak yang lahir tanpa hubungan pernikahan itu sebagai perwujudan dosa.
Saat masih berusia tujuh tahun, Corless pernah menjahili seorang anak panti dengan batu yang dibungkus kertas kado. Anak itu mengira Corless memberi hadiah. Saat mendapati sebongkah batu, Corless menyebut anak itu terlihat kecewa.
“Anak-anak itu benar-benar tidak punya apa pun. Saya ingat rasa sakit yang nyata di wajahnya,” kata perempuan berusia 68 tahun tersebut.
Panti St. Mary’s di Galway ditutup pada 1961. Bangunannya kemudian dirobohkan. Kini kompleks real estate berdiri di bekasnya.
Kuburan massal anak panti mulai terungkap ketika dua bocah di daerah itu menemukan tulang-belulang manusia di bekas septic tank pada 1975. Namun, tidak ada tindakan yang diambil. Sejumlah pihak awalnya menduga tulang-belulang itu adalah sisa bencana kelaparan pada 1840-an.
Corless kemudian menginvestigasi bekas kompleks panti St. Mary’s. Risetnya kemudian mendapat perhatian luas. Pada 2016, sebuah sampel DNA yang diambil menunjukkan salah satu mayat berasal dari masa berdirinya panti.
“Anak-anak ini diperlakukan sebagai komoditas. Bayi cantik ditawarkan untuk adopsi. Bayi yang sakit diabaikan dan dibiarkan mati,” kata Corless.
Ketika melakukan riset, Corless mengaku Ordo Bon Secours mencoba menghalanginya. Gereja Katolik pun disebut mencoba membantah temuannya.
“Itu membuat saya sepenuhnya menentang Gereja. Mereka memunggungi saya dan menyebarkan kebohongan,” katanya.
Corless pun berharap penggalian yang akan datang akan membuka tabir mengenai kematian anak-anak di panti Ordo Bon Secours. Ia berharap, kecocokan DNA dengan kerabat bisa membuat anak-anak itu mendapatkan pemakaman layak oleh keluarga.
Sebelum diakui pemerintah Irlandia, Corless telah memasang plakat yang menunjukkan jumlah anak-anak yang mati di tempat tersebut.
“Biarkan mereka beristirahat dalam damai? Ini fasilitas pembuangan, keluarkan mereka dari sini. Mari ungkap kebenaran mentah dari apa yang terjadi. Anda harus menggali seluruh tempat ini untuk menambal kerusakannya. Rakyat Irlandia perlu tahu apa yang terjadi,” kata Corless.
Baca Juga: SETARA Institute: Keppres 17/2022 Cara Jokowi Berpura-Pura Tanggung Jawab Pelanggaran HAM Masa Lalu
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.