SYDNEY, KOMPAS.TV - Seorang pria Australia yang mengaku membunuh seorang gay berkebangsaan Amerika Serikat dengan meninjunya dari puncak tebing di Sydney pada tahun 1988 silam, pada Kamis (8/6/2023) dia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara.
Hal ini sekaligus mengakhiri perjuangan keluarga korban selama 35 tahun untuk mendapatkan keadilan.
Scott Phillip White, 52, telah mengaku bersalah di Mahkamah Agung negara bagian New South Wales atas pembunuhan terhadap Scott Johnson yang lahir di Los Angeles.
Setelah menjalani sebagian dari hukumannya, White akan memenuhi syarat untuk dibebaskan bersyarat pada tahun 2026.
"Tidak banyak yang diketahui tentang kematian selain pukulan di tebing, jatuh dari tebing dan puluhan tahun rasa sakit dan kesedihan yang mengikutinya," kata Hakim Robert Beech-Jones dalam pembacaan hukuman pada hari Kamis.
Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Warga yang Protes Jalan Tambang Batubara di Kabupaten Banjar
Kakak laki-laki Johnson yang tinggal di Boston, Steve Johnson, telah berjuang untuk membuat polisi meluncurkan penyelidikan kriminal sejak seorang koroner memutuskan pada tahun 1989 bahwa Scott Johnson telah melakukan bunuh diri.
Penyelidikan koroner kedua pada tahun 2012 tidak dapat menjelaskan kematian tersebut dan penyelidikan ketiga memutuskan pada tahun 2017 bahwa Scott Johnson telah diserang oleh penyerang atau penyerang tak dikenal karena dia dianggap homoseksual.
"Saya pikir keluarga kami mendapat kedamaian dan saya bahkan akan mengatakan penutupan (kasus ini)," kata Steve Johnson kepada wartawan di luar pengadilan setelah hukuman bersama istrinya Rosemarie dan putrinya Tessa.
“Pembunuhnya ada di balik jeruji besi dan dia mengaku melakukannya. Saya merasa telah melakukannya dengan benar untuk Scott, ”tambahnya.
Steve Johnson, yang merupakan seorang pengusaha kaya, menawarkan hadiah sebesar 1 juta dolar Australia ($667.000) pada tahun 2020 untuk informasi tentang kematian saudaranya, sesuai dengan hadiah yang sudah ditawarkan oleh polisi.
Steve Johnson memuji mantan istri White, Helen, karena tampil untuk bersaksi melawan mantan suaminya, yang membuat dia ditangkap pada tahun 2020. Belum diketahui apakah dia akan menerima hadiah tersebut.
“Itu adalah terobosan dalam kasus ini,” kata Steve Johnson.
Kampanye Steve Johnson untuk saudara laki-lakinya membantu memicu penyelidikan pemerintah negara bagian atas ketidakpedulian polisi terhadap kejahatan rasial gay. Lebih dari 100 kematian terhadap orang gay tidak terpecahkan, terjadi pada pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an.
Pada 10 Desember 1988, White bertemu Johnson di sebuah pub dan pasangan itu berjalan-jalan di sekitar North Head, yang pada saat itu dikenal sebagai area populer di kalangan kaum gay. White, yang saat itu berusia 18 tahun, meninju Johnson dalam panasnya pertengkaran, menyebabkan Johnson terhuyung mundur dalam keadaan telanjang dan jatuh hingga tewas.
Baca Juga: Tersangka Perampokan Diserang Warga Saat Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Lampung
Seperti dikutip dari Associated Press, warga Amerika itu hampir menerima gelar doktornya dari Universitas Nasional Australia, yang kemudian diberikan kepadanya secara anumerta.
White, yang sekarang menderita demensia dini akibat penyalahgunaan alkohol, digambarkan sebagai "anak jalanan" pada saat pembunuhan itu.
"Pelaku jelas merupakan pemuda yang rusak meski secara fisik kuat," kata Beech-Jones. "Namun, dia tidak hancur seperti sekarang."
Kematian tersebut awalnya dianggap sebagai bunuh diri, tetapi polisi akhirnya membuka penyelidikan atas kecurigaan sebagai kejahatan rasial gay pada tahun 2012.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.