Kompas TV internasional kompas dunia

Ukraina Tunda Serangan Balik ke Rusia, Inggris Kirim Rudal Storm Shadow

Kompas.tv - 12 Mei 2023, 00:05 WIB
ukraina-tunda-serangan-balik-ke-rusia-inggris-kirim-rudal-storm-shadow
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Kamis, (11/5/2023) mengatakan Kiev akan menunda serangan balik terhadap pasukan Rusia, karena meskipun serangan balik akan berhasil, terlalu banyak nyawa warga Ukraina yang akan hilang. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

Baca Juga: Rusia Kerap Gagalkan Sistem Roket Buatan AS HIMARS di Ukraina, Gunakan Pemblokir Elektronik

Ukraina mengatakan sistem rudal darat ke udara Patriot buatan Amerika Serikat yang tiba di Ukraina pada hari Rabu (19/4/2023), memberikan perlindungan baru yang sangat dibutuhkan oleh Kiev melawan serangan udara Rusia. (Sumber: AP Photo)

Namun Yevgeny Prigozhin, kepala pasukan militer swasta Rusia Wagner yang memimpin pertempuran Moskow untuk merebut kota Bakhmut, mengeklaim serangan balik Kiev "sedang berlangsung skala penuh", dengan pasukan Ukraina maju "di sisi-sisi" sekitar kota tersebut.

"Sayangnya, di beberapa wilayah mereka melakukannya dengan sukses," kata Prigozhin.

Pasukan Kremlin sangat terjebak di daerah timur Ukraina dengan garis pertahanan berlapis yang dilaporkan mencapai kedalaman 20 kilometer. Serangan balik Kiev kemungkinan akan menghadapi ranjau, parit antitank, dan hambatan lainnya.

Rusia "bertindak lambat" di Ukraina karena ingin melindungi infrastruktur dan menyelamatkan nyawa di sana, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam wawancara dengan saluran Bosnia Serb ATV yang disiarkan Rabu (10/5/2023) malam.

Moskow berulang kali menjelaskan lambatnya gerak maju di medan perang adalah upaya melindungi warga sipil, tetapi klaim-klaim tersebut menurut media Barat terbukti palsu.

Zelenskyy mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berharap perang ini menjadi konflik yang disebut "mandek", di mana kedua belah pihak tidak mampu menggulingkan satu sama lain, menurut BBC. Dia menolak menyerahkan wilayah kepada Rusia sebagai imbalan kesepakatan perdamaian.

Baca Juga: Uni Eropa Didesak Tetapkan Wagner Group Rusia sebagai Organisasi Teroris

Tentara Ukraina menembakkan artileri ke arah posisi pasukan Rusia di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 20 November 2022. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Kamis (11/5/2023) mengatakan Kiev akan menunda serangan balik terhadap pasukan Rusia, karena meskipun serangan balik akan berhasil, terlalu banyak nyawa warga Ukraina yang akan hilang. (Sumber: AP Photo/LIBKOS)

Para analis militer kerap memperingatkan, Putin berharap dukungan yang mahal dari Barat terhadap Kiev akan mulai terkikis.

Sekutu Barat Ukraina secara total sudah mengirimkan bantuan militer senilai USD70 miliar tanpa adanya perundingan perdamaian di cakrawala, dan aliansi tersebut bersiap untuk mengirim senjata lebih banyak lagi.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan penundaan serangan balasan adalah tanda bahwa Barat harus meningkatkan dukungan militer bagi Ukraina.

"Tentu saja, mereka membutuhkan persiapan lebih baik," kata Borrell dalam konferensi pertahanan dan keamanan di Brussels. "Mereka membutuhkan lebih banyak senjata. Mereka perlu mengumpulkan lebih banyak kapabilitas, dan itulah yang harus kita sediakan."

Seorang pejabat senior NATO mengatakan dalam beberapa bulan mendatang, Ukraina akan punya keunggulan dalam kualitas, tetapi Rusia punya keunggulan dalam kuantitas.

"Rusia sekarang mulai menggunakan materiel dan kapabilitas yang sudah sangat kuno," kata Laksamana Bob Bauer, Ketua Komite Militer NATO, kepada wartawan hari Rabu malam di Brussels.

Baca Juga: Menlu Ukraina Ajak Negara-Negara Asia Tinggalkan Netralitas: Mari Berpihak ke Ukraina

Sebuah tank Ukraina melepaskan tembakan ke arah posisi pasukan Rusia di garis depan pertempuran di dekat Bakhmut, Ukraina, Rabu, 8 Maret 2023. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Kamis (11/5/2023), mengatakan Kiev akan menunda serangan balik terhadap pasukan Rusia, karena meskipun serangan balik akan berhasil, terlalu banyak nyawa warga Ukraina yang akan hilang. (Sumber: AP Photo/Evgeniy Maloletka)

"Rusia akan harus fokus pada jumlah atau kuantitas," katanya. "Jumlah yang lebih besar dari wajib militer dan orang-orang yang dimobilisasi. Tidak terlatih dengan baik. Materiel yang lebih tua, tetapi jumlahnya besar, dan tidak sepresisi, tidak sebaik yang baru."

Selama musim dingin, konflik ini terjebak dalam perang hancur-hancuran di mana kedua belah pihak sangat mengandalkan serangan jarak jauh terhadap posisi lawan.

Serangan balasan merupakan tantangan besar, di mana militer Ukraina perlu mengatur penyediaan amunisi, makanan, persediaan medis, dan suku cadang, yang terhampar di sepanjang jalur pasokan yang panjang. Garis depan pertempuran saat ini membentang lebih dari 1.000 kilometer.

Kremlin menginginkan Kiev untuk mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea dan juga mengakui aneksasi provinsi Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia pada bulan September lalu.

Ukraina menolak tuntutan tersebut dan menolak berbicara dengan Rusia sampai pasukan Rusia menarik diri dari semua wilayah yang diduduki.

Serangan jarak jauh terbaru Rusia menewaskan setidaknya enam warga sipil dan melukai 13 lainnya, kata kantor presiden Ukraina.

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x