NEW DELHI, KOMPAS.TV - Tampaknya gelombang panas di India yang terjadi bulan ini tak akan menjadi yang terpanjang.
Berdasarkan laporan Departemen Meteorologi India (IMD), durasi gelombang panas ekstrem di negara itu akan bertambah panjang pada 2060.
Dilansir The Free Press Journal, Rabu (26/4/2023), IMD mengeluarkan laporan terbaru berjudul Proses dan Prediksi Gelombang Panas dan Dingin di India pada Selasa (25/4).
Laporan tersebut mengatakan sebagian besar wilayah India, termasuk di kawasan semenanjung dan pantai, akan mengalami peningkatan durasi gelombang panas menjadi 12 hingga 18 hari pada 2060.
Baca Juga: Jurnalis Ukraina Tewas Ditembak Sniper Rusia, Padahal Pakai Rompi Antipeluru Bertuliskan Pers
Laporan itu merekomendasikan rencana respons komprehensif untuk gelombang panas yang mencakup strategi adaptasi berbasis budaya, kelembagaan, teknologi dan ekosistem.
Rekomendasi dalam laporan itu meliputi peningkatan bangunan India melalui ventilasi dan isolasi.
Selain itu, meningkatkan kesadaran tentang tekanan panas, memodifikasi jadwal kerja, menawarkan peringatan dini, dan mengembangkan tempat perlindungan yang sejuk.
Menurut penelitian IMD, gelombang panas telah membunuh lebih banyak orang di India daripada bencana alam lainnya, kecuali siklon tropis.
Mereka menganalisis klimatologi dan kejadian gelombang panas dengan menggunakan data dari tahun 1961 hingga 2020.
IMD menyatakan gelombang panas terjadi ketika suhu maksimal melebihi 40 derajat Celsius dan 4,5 derajat di atas normal.
Ketika suhu melebihi 40 derajat Celsius dan 6,5 derajat di atas rata-rata, maka dinyatakan terjadinya gelombang panas yang parah.
Gelombang panas paling sering terjadi dari Maret hingga Juni di India bagian tengah dan barat laut serta di sepanjang pantai Andhra Pradesh dan Odisha.
Rata-rata lebih dari dua gelombang panas terjadi di seluruh bagian utara India, serta pesisir Andhra Pradesh dan Odisha.
Baca Juga: Xi Jinping Bertelepon dengan Zelenskyy, Ini Hasilnya Menurut Media Resmi China
Gelombang panas bisa terjadi hingga empat kali setiap musim di beberapa daerah.
Menurut proyeksi laporan tersebut, pemanasan global akan menyebabkan peningkatan sekitar dua gelombang panas dan peningkatan durasi menjadi 12 hingga 18 hari antara tahun 2020 dan 2064.
Menurut laporan tersebut, frekuensi gelombang panas yang parah akan meningkat 30 kali lipat dari iklim saat ini pada akhir abad ke-21.
Hal itu akan terjadi jika suhu rata-rata global dibatasi hingga 2 derajat Celsius di atas kondisi pra-industri.
Sumber : The Free Press Journal
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.