Hal itu diperparah dengan Covid-19 yang membuat Korea Utara menutup gerbang perbatasan dengan China.
Padahal China merupakan satu dari sedikit negara yang melakukan kerja sama perdagangan dengan negara tertutup itu.
Kim Jong-un melakukan uji coba peluncuran rudal sebagai balasan dari tindakan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan yang melakukan latihan militer bersama.
Bagi Kim Jong-un tindakan AS dan Korea Selatan itu merupakan provokasi dan agresif.
Kim Ju-ae sendiri saat ini kerap dibawa dan diperlihatkan di depan umum oleh Kim Jong-un.
Baca Juga: Pengawal Kim Jong-Un Terancam Dieksekusi Mati, Akibat Biarkan Ada Noda di Jaketnya
Hal tersebut membuat spekulasi yang menyatakan Kim Ju-ae akan menjadi suksesor Kim Jong-un memimpin Korea Utara.
Jika hal tersebut sampai terjadi maka akan jadi terobosan baru bagi kediktatoran Korea Utara, karena untuk pertama kalinya dipimpin perempuan.
Meski begitu, anggota Parlemen Korea Selatan, yang juga merupakan pembelot dan bekas pejabat tingkat tinggi Korea Utara, Tae Yong-ho, mengeklaim bahwa Kim Ju-ae tak akan memimpin Korea Utara, karena Kim Jong-un dilaporkan mulai kehilangan kekuatannya.
Thae Yong-ho mengatakan saat ini lingakaran terdalam Kim Jong-un sudah tak lagi percaya kepadanya.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.