“Salah satu (alat) itu adalah memberi tahu mereka bahwa saya, seperti mereka, adalah seorang Muslim Sunni,” katanya. “Mereka mazhab Hanafi, saya mazhab Maliki dan keduanya benar."
“Namun, dalam hal mencegah pendidikan perempuan dan hak-hak mereka, kami tidak sependapat tentang hal itu dan hakim terakhir adalah Tuhan. Dan banyak dari apa yang mereka lakukan merugikan orang."
Sebelum tiba di Kabul, delegasi Mohammed mengunjungi negara-negara mayoritas Muslim lainnya, termasuk Turki, Indonesia, dan Arab Saudi, di mana dia mengatakan ada penentangan luas atas serangan Taliban terhadap hak-hak perempuan.
“Setiap kali saya pergi ke salah satu negara Muslim ini, mereka memperkuat fakta bahwa Islam tidak melarang perempuan dari pendidikan atau tempat kerja,” katanya.
Baca Juga: Kisah Mahasiswi Sendirian Melawan Taliban, Acungkan Poster Bertuliskan Iqra! Bacalah!
Mohammed membahas dengan pejabat Taliban di Kandahar kemajuan di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir tentang hak-hak perempuan, dan mereka dengan cepat menanggapi bahwa mereka "tidak berada di halaman yang sama" dengan Kerajaan Arab Saudi dalam masalah ini.
“Jadi sangat penting negara-negara Muslim bersatu dan membangunnya,” katanya. “Ini sulit; kita tidak punya semacam Paus dalam Islam, kita punya Al-Qur'an dan kita punya aliran pemikiran yang berbeda, tetapi kita punya hak dalam Islam," ujar Amina Mohammed.
“Saya mengingatkan Taliban (jika) perempuan bergerak dalam bisnis (yang sedang kita bicarakan), seperti istri pertama Rasulullah… yang seorang pengusaha perempuan dan mendanai Islam. Khadijah mendanai Islam. Jika datang untuk mendapatkan lebih banyak ilmu dan nasehat dan petunjuk, maka itu adalah istri yang lebih muda, Aisyah, yang memberikan itu."
“'Iqra' (baca) adalah kata pertama dalam Al-Qur'an dan (Islam) adalah agama cahaya. Itu adalah agama yang hidup dan saya pikir banyak hal yang harus kita tangani adalah bagaimana kita (memindahkan) Taliban dari abad ke-13 ke abad ke-21. Dan itu adalah sebuah perjalanan, jadi tidak terjadi hanya dalam semalam.”
Mohammed mengatakan, diusulkan bahwa PBB dan 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam OKI menjadi tuan rumah bersama konferensi internasional bulan Maret nanti, yang berfokus pada perempuan di dunia muslim. Dia mengatakan juga sudah meminta lebih banyak perempuan diikutsertakan dalam delegasi OKI.
“Sangat penting bahwa negara-negara muslim bersatu,” katanya, “Kita harus melakukan perlawanan," tegas Amina.
“Kita harus, dalam Islam, berbicara lebih banyak kepada orang-orang tentang apa artinya moderat, tidak hanya untuk Afghanistan, tetapi narasi negara-negara muslim lainnya di mana kita mengalami penolakan besar, apakah itu Iran atau Yaman. Kita harus jelas bahwa ini tentang perempuan di dunia muslim.”
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.