KIEV, KOMPAS.TV - Rusia melancarkan serangan besar-besaran ke Soledar di Ukraina timur, memaksa pasukan Ukraina kewalahan menghalau serangan bergelombang yang dipimpin tentara bayaran Rusia dari kesatuan Wagner di sekitar kota pertambangan dan industri tersebut. Demikian disampaikankata seorang pejabat di Kiev hari Selasa, (10/1/2023),
Soledar, di kawasan industri Donbas, terletak beberapa mil dari Bakhmut, tempat pasukan dari kedua belah pihak mengalami kerugian besar dalam beberapa perang parit paling intens sejak Rusia menginvasi Ukraina hampir 11 bulan lalu.
Seperti laporan Straits Times, Selasa, (10/1/2023), pasukan Ukraina mengklaim berhasil memukul mundur upaya sebelumnya untuk merebut kota itu tetapi sejumlah besar unit Grup Wagner dengan cepat kembali, mengerahkan taktik baru dengan lebih banyak tentara di bawah perlindungan artileri berat, kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar pada hari Senin di aplikasi pesan Telegram.
“Musuh benar-benar melangkahi mayat tentara mereka sendiri, menggunakan artileri massal, sistem MLRS, dan mortir,” kata Malyar.
Kementerian pertahanan Rusia tidak menyebut Soledar atau Bakhmut dalam jumpa pers rutin hari Senin, sehari setelah menghadapi kritik atas klaim yang tampaknya salah tentang serangan rudal di barak sementara Ukraina.
Wagner didirikan oleh Yevgeny Prigozhin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Satuan ini menarik beberapa rekrutan dari penjara Rusia dan dikenal karena kekerasan tanpa kompromi, aktif dalam konflik di Afrika dan mengambil peran penting dalam upaya perang Rusia di Ukraina.
Prigozhin mencoba menduduki Bakhmut dan Soledar selama berbulan-bulan dengan mengorbankan banyak nyawa di kedua sisi. Hari Sabtu Prigozhin mengatakan signifikansinya terletak pada jaringan terowongan pertambangan besar di bawah tanah, yang dapat menampung sekelompok besar orang serta tank dan mesin perang lainnya.
Analis militer Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan, pertempuran di Bahkmut dan Soledar adalah "yang paling intens di seluruh garis depan", dengan sedikit kemajuan di kedua sisi dalam kondisi beku.
"Begitu banyak (pejuang pro-Rusia) tetap berada di medan perang... baik tewas atau terluka," katanya di YouTube. “Mereka menyerang posisi kami secara bergelombang, tetapi yang terluka biasanya mati di tempat mereka berbaring, baik karena cuaca sangat dingin atau karena kehilangan darah. Tidak ada yang datang untuk membantu mereka atau mengumpulkan orang mati dari medan perang.” kata Zhdanov.
Baca Juga: Rusia Klaim Kuasai Desa Dekat Kota Bakhmut yang Diperebutkan, Dibantah Keras Ukraina
Tidak ada bangunan yang utuh
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato video rutinnya hari Senin mengatakan Bakhmut dan Soledar bertahan meskipun terjadi kehancuran yang meluas.
Dia mengutip serangan baru dan lebih ganas di Soledar, di mana dia mengatakan tidak ada tembok yang dibiarkan berdiri dan tanahnya dipenuhi mayat.
“Berkat ketangguhan tentara kami di Soledar, kami memenangkan tambahan waktu dan kekuatan tambahan untuk Ukraina,” klaim Zelensky. Dia tidak menguraikan apa yang dia maksud dengan mendapatkan waktu atau kekuatan.
Tetapi para pejabat Ukraina yang dipimpin oleh panglima tertinggi Jenderal Valery Zaluzhniy memperingatkan, Rusia sedang mempersiapkan pasukan baru untuk serangan besar-besaran terbaru di Ukraina, mungkin menyerbu ibu kota Kiev.
Zelensky juga tampaknya mengandalkan pengamanan senjata yang lebih canggih dari mitra Barat Ukraina untuk menangkal serangan dan akhirnya mengusir pasukan Rusia.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.