Kompas TV internasional kompas dunia

Pangeran Harry Panen Kecaman usai Klaim Bunuh 25 Anggota Taliban dan Menyebut Mereka Bidak Catur

Kompas.tv - 7 Januari 2023, 17:09 WIB
pangeran-harry-panen-kecaman-usai-klaim-bunuh-25-anggota-taliban-dan-menyebut-mereka-bidak-catur
Pangeran Harry saat berpatroli di Garmisir, Afghanistan ketika bertugas di Angkatan Bersenjata Inggris Raya, 2 Januari 2008. (Sumber: John Stillwell/Pool PA via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

Kolonel Tim Collins, perwira yang memimpin satu batalion selama Perang Irak, menyebut komentar Pangeran Harry "tidak mencerminkan perilaku di Angkatan Bersenjata; itu bukan cara kami berpikir."

Sementara purnawirawan perwira Angkatan Laut Inggris Raya, Laksamana Muda Chirs Parry menyebut pengakuan Harry "tidak mengenakkan."

Purnawirawan Kolonel Richard Kemp mengecam pengakuan Harry sebagai "salah langkah". Ia pun khawatir komentar itu bisa merugikan pasukan dan pemerintah Inggris Raya.

"Saya kira tidak bijak untuk berkata selantang itu. Dia (Harry) sudah menjadi sasaran, lebih rawan diincar dibanding siapa pun," kata veteran marinir Inggris Raya, Ben McBean.

Sebagian kalangan mengaku ragu apakah Harry benar-benar mengetahui jumlah kombatan yang dibunuhnya. Namun, Harry menegaskan, pada era "Apache dan laptop", dia bisa tahu secara persis.

Pangeran Harry sendiri telah kehilangan proteksi kepolisian Inggris Raya usai menanggalkan tugas-tugas kerajaan bersama istrinya pada 2020 silam.

Ketika bertugas di Afghanistan, Harry mengaku senang karena bisa menjadi "orang biasa", alih-alih pangeran.

Puluhan ribu tentara Inggris Raya bergabung dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.

Lebih dari 450 tentara Inggris tewas selama awal invasi Afghanistan pada 2001 hingga berakhirnya operasi tempur Inggris pada 2014.

Di lain sisi, menurut data Cost of War Universitas Brown AS, ada 71.344 warga sipil tewas di Afghanistan dan Pakistan sejak invasi AS dan sekutu-sekutunya ke negara itu pada akhir 2001.

Perang juga membuat 92 persen populasi Afghanistan diperkirakan mengalami kerentanan pangan per September 2021.

Baca Juga: Kisah Pangeran Harry, yang Memilih Melawan Institusi Kerajaan Inggris dan Keluarganya Sendiri

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x