Kompas TV internasional kompas dunia

Anomali Aleksandr Dugin: Filsuf 'Otak Putin' yang Kondang di Barat, Terpinggir di Negeri Sendiri

Kompas.tv - 22 Agustus 2022, 11:42 WIB
anomali-aleksandr-dugin-filsuf-otak-putin-yang-kondang-di-barat-terpinggir-di-negeri-sendiri
Aleksandr Dugin, tokoh ultra-nasionalis Rusia yang dijuluki sebagai filsuf dan otak Vladimir Putin. (Sumber: Rusia Today)
Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Aleksandr Dugin jadi pembicaraan selepas putrinya, Darya Dugina, meninggal dalam sebuah ledakan bom mobil di Moskow pada Sabtu (20/8/2022) lalu.

Siapa Dugin dan mengapa ia dijuluki sebagai filsuf sekaligus 'otaknya' Putin'?

Melansir Russia Today, julukan 'Otak Putin' atau 'Rasputin Putin' kepada Dugin berawal dari pemberitaan media barat.

Pemikirannya dianggap berpengaruh terhadap cara pandang Vladimir Putin atas dunia.

Majalah Foreign Policy memasukkan nama Dugin ke dalam Daftar Pemikir Global 2014, "karena mendalangi ideologi ekspansionis Rusia."

Kendati amat kondang di Barat, Dugin justru tak seberpengaruh itu di Kremlin.

Sebaliknya, Dugin bak totem bagi para juru kampanye ultra-nasionalis yang sebagian besar menganggap kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin masih terlalu moderat.

Oleh sebab itu, ada satu anomali, keanehan, ketika Dugin begitu terkenal di Barat, tetapi justru jadi sosok pinggiran di negeri sendiri.

Baca Juga: Hukum Perang Internasional: Pantangan Tentara Selama Berperang, Perkosaan Masal hingga Penjarahan

Selepas putrinya terbunuh, banyak pihak berspekulasi ketenaran Dugin jadi alasan bagi Ukraina untuk menjadikannya sebagai target operasi miiter khusus.

Dugin, penulis anti-Barat itu, dilaporkan masuk rumah sakit setelah mengunjungi lokasi pemboman mobil yang merenggut nyawa putrinya, seperti diumumkan sesama pandit Rusia, Sergey Markov, via media sosial.

Putrinya yang masih 29 tahun, terbunuh sekembali dari festival keluarga konservatif, di luar Moskow, yang juga dihadiri Dugin.

Kantor berita TASS menyebut, mobil SUV yang dipasangi bom itu adalah milik Dugin. Awalnya, ia berencana meninggalkan acara dengan semobil bersama putrinya. 

Namun, pada saat-saat terakhir, Dugin memutuskan pulang dengan mobil lain.

Baca Juga: Saat Tentara Rusia Pilih Tembak Kaki Sendiri demi Hindari Perang dan Dapat Uang Kompensasi

Dari firebrand konservatif hingga 'otak Putin'

Dugin menjadi populer sebagai penulis konservatif yang produktif pada 1990-an, ketika Rusia tengah mengalami krisis ekonomi serta kekosongan ideologi, selepas runtuhnya Uni Soviet.

Memakai retorika berapi-api yang dibumbui sikap anti-Barat, Dugin membayangkan Rusia sebagai kekaisaran benua yang kuat dan terus berkembang, dengan misi "sebagai benteng kokoh melawan penyebaran ideologi liberal Barat, yang tersebar di mana-mana, di planet ini." 

Meramal Konflik Ukraina Rusia 

Dalam karya besarnya, The Foundation of Geopolitics: The Geopolitical Future of Russia, yang terbit pada 1997, Dugin meramalkan akan datang pertumpahan darah di Ukraina.

"Kedaulatan Ukraina adalah faktor negatif bagi geopolitik Rusia, sehingga, pada prinsipnya dapat dengan mudah memicu konflik bersenjata," tulis eks pengajar di Universitas Negeri Moskow itu.

Dugin berpendapat, Ukraina harus diintegrasikan kembali dengan Rusia, seperti pada zaman Tsar dan Soviet.

Dipenuh semangat, ia juga mendukung keputusan Moskow mencaplok kembali Krimea, setelah semenanjung memberikan suara dalam referendum, untuk meninggalkan Ukraina dalam kudeta 2014 di Kiev. 

Masih pada tahun yang sama, Dugin meninggalkan kampus, tempat di mana lima tahun ia memimpin departemen sosiologi hubungan internasional.

Baca Juga: Sungai Terpanjang di Asia dan Danau Terbesar di China Kering akibat Gelombang Panas

Perjuangan melawan Barat 

Dugin juga mendukung invasi Rusia ke Ukraina yang sudah berjalan sejak akhir Februari tahun ini.

Ia berpendapat, sejak kemerdekaan Ukraina pada tahun 1991, Barat yang dipimpin AS telah memicu konflik, mendukung nasionalis dan pasukan anti-Rusia lainnya di Kiev, dan masih melakukannya hingga kini dengan pengiriman senjata ke Ukraina.

Menurut Dugin, proyek kemerdekaan Ukraina telah diarahkan untuk melawan Rusia dan diawasi oleh media barat.

"Pertempuran untuk Ukraina adalah konstanta historis dari strategi geopolitik Barat," Dugin menulis untuk kelompok media konservatif Tsargrad TV pada Maret lalu.

Baca Juga: Taliban Ingin Barter Minyak Rusia dengan Kismis, Ramuan Obat dan Produk Dalam Negeri

Dia juga berpendapat, Ukraina tidak memiliki sejarah kenegaraan apa pun, sementara wilayahnya saat ini, secara historis tidak disengaja dan merupakan hasil dari desain administrasi kaum Bolshevik. 

Ketika Putin membenarkan perang di Ukraina dan menyebut 'Ukraina diciptakan oleh Lenin,' hal itu amat disepakati Dugin.

"Tentara Rusia saat ini sedang memerangi negara-negara berdaulat yang memaksakan dunia unipolar. Kita tidak bisa kalah dalam perang ini. Jika tidak, seluruh dunia akan terbakar," kata Dugin kepada surat kabar Turki Turkiye Gazetesi pada April.

Sang putri mengikuti jejak ayahnya

Seperti ayahnya, Dugina mendukung kampanye militer Rusia di Ukraina, negeri yang ia gambarkan sebagai "negara gagal."

Muncul di podcast 'Solovyov LIVE' hanya beberapa jam sebelum meninggal oleh ledakan bom, Dugina menuduh Barat yang memaksakan kehendak pada negara lain. 

"Operasi militer khusus [di Ukraina] adalah 'paku terakhir di peti mati' hegemoni dunia [Barat]," katanya.

Inggris memasukkan Dugina daftar hitam bulan ini, sebagai "kontributor terkenal yang sering menyebarkan hoaks Perang Ukraina." 

Terlepas dari itu, penasihat kepresidenan Ukraina, Mikhail Podoliak, membantah keterlibatan Kiev dalam pemboman yang menewaskan Dugina itu. 

"Saya ingin menekankan bahwa Ukraina, jelas, tidak ada hubungannya," kata Podoliak pada media Ukraina, Minggu (21/8).

Baca Juga: Ketika Anak-Anak Indonesia Dipenjara di Australia Bersama Penjahat Kakap, Nyaris Disodomi


 




Sumber : Russia Today




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x