Di stasiun metro Al-Wakra di pinggiran kota Doha, lebih dari 1.000 pengemudi Mowasalat berpura-pura menjadi pendukung untuk diangkut ke stadion Al-Janoub yang berjarak 5km.
Stadion Al-Bayt, tempat pertandingan pembukaan yang akan digelar pada 20 November, tak memiliki stasiun metro sendiri.
Ratusan bus tanpa penumpang pun menempuh jarak 25km, ke stasioun terdekat di kota baru Lusail, memproyeksikan membawa penggemar Inggris dan AS ke pertandingan mereka.
Bus-bus itu bahkan melakukan perjalanan pulang setelah tengah malam untuk mendiru kondisi untuk pertandingan larut malam di Grup B.
“Kami ingin memastikan rencana berjalan ke arah yang benar,” tutur Direktur Operasi Mobilitas untuk Penyelenggara Piala Dunia Qatar, Thani Al-Zarraa.
Sementara itu, Obaidly mengungkapkan 3.000 bis telah didatangkan, dan aka nada lebih dari 4.000 bus di jalanan untuk Piala Dunia.
Baca Juga: 94 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Hindia Belanda Wakil Pertama Asia yang Jadi Peserta World Cup
Mowasalat juga telah menggandakan jumlah supir bus hingga 14.000 orang untuk Piala Dunia, yang didatangkan dari Asia Selatan dan Afrika.
Obaidly menegaskan para supir itu telah dilatih mengemudi “defensive” untuk menghindari bahaya di jalan, dan ada rencana darurat untuk pendukung yang merepotkan.
Setiap bus juga memiliki lima kamera CCTV yang dipantau di pusat komando pusat untuk pembuat onar.
Setelah turnamen, bus-bus tua Qatar akan diberikan ke pihak lain dan sebagai bagian dari warisan Piala Dunia, mereka akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki layanan transportasi umum listrik.
Sumber : World Soccer Talk
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.