Bertahun-tahun usai ledakan, banyak penyintas bom yang mengidap leukemia, kanker, atau efek samping mengerikan lain dari radiasi.
Di antara populasi penyintas, angka pengidap kanker dan berbagai penyakit kronis tercatat tinggi.
Untuk merawat para penyintas, fasilitas serta tenaga medis di Hiroshima pun kewalahan. Pasalnya, 90 persen dokter dan perawat tewas atau cedera akibat ledakan bom atom.
Baca Juga: China Kritik Kapal Selam Nuklir AUKUS: Pelucutan Senjata Nuklir Jangan Standar Ganda
Ledakan bom juga merusak 42 dari 45 rumah sakit di Hiroshima. Fasilitas medis yang ada tidak bisa menampung penyintas yang 70 persen di antaranya memiliki cedera seperti luka bakar parah.
Peringatan bom atom Hiroshima pada 2022 akan digelar pada Sabtu (6/8/2022). Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres akan menghadiri peringatan tersebut.
Jelang peringatan ini, Guterres mengungkapkan bahwa peringatan Hiroshima bertepatan dengan “waktu ketika bahaya nuklir tidak setinggi yang kita lihat sejak Perang Dingin.”
Hal tersebut disampaikan Guterres ketika membuka Konferensi Peninjauan Traktat Nonprofliferasi Nuklir (NPT Revcon). Konferensi ini ditujukan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan menciptakan dunia bebas nuklir.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric menyatakan bahwa Guterres akan mengunjungi Jepang pada Kamis (4/8). Kemudian Guterres akan menghadiri upacara peringatan di Memorial Damai Hiroshima pada Sabtu (6/8).
“Peringatan ini bertujuan untuk melipur jiwa-jiwa yang hilang akibat bom atom, juga doa untuk perdamaian yang abadi,” kata Dujarric dikutip Associated Press.
“Sekretaris Jenderal (Antonio Guterres) akan menghormati para korban pengeboman, memperingati semua korban Perang Dunia Kedua, dan menegaskan kembali seruannya agar para pemimpin dunia memusnahkan stok senjata nuklirnya,” lanjutnya.
Baca Juga: PBB Tinjau Ulang Traktat Nonproliferasi Nuklir, Indonesia Ikut Ambil Peran Vital (III)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.