Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Sekutu Putin Ingin Pemimpin Rusia Itu Dipanggil Penguasa, Memintanya Tak Lagi Disebut Presiden

Kompas.tv - 11 Juli 2022, 16:45 WIB
sekutu-putin-ingin-pemimpin-rusia-itu-dipanggil-penguasa-memintanya-tak-lagi-disebut-presiden
Presiden Rusia, Vladimir Putin diminta untuk dipanggil sebagai Penguasa tidak lagi Presiden. (Sumber: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Purwanto

MOSKOW, KOMPAS.TV - Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pemimpin negara tersebut tak lagi disebut presiden.

Mereka ingin agar Putin sekarang dipanggil sebagai penguasa.

Partai Liberal Demokratik Rusia (LDPR) telah mengajukan pemberian nama Prvavitel untuk status Putin.

Titel Pravitel, sebuah title Penguasa di Rusia, dianggap lebih cocok untuk status dan peranan Putin.

Baca Juga: Hacker Rusia Mengaku Curi Dokumen Rahasia Militer Ukraina, Suplai Informasi ke Pasukan Putin

LDPR merupakan partai sayap kanan yang memiliki 22 kursi pada 450 kursi parlemen Rusia.

Tetapi, mereka memiliki hubungan dekat dengan Kremlin dan kerap digunakan pemerintah untuk mengapungkan dan mengukur dukungan publik untuk ide-ide yang lebih radikal.

“Istilah presiden, pertama kali digunakan pada abad ke-18 oleh Amerika Serikat (AS), dan kini digunakan ke seluruh dunia,” bunyi pernyataan LDPR yang dikutip media Rusia dilansir dari Metro.

“Di negara kami, berdasarkan standar sejarah, ini secara umum merupakan kata yang baru,” tambahnya.

Gerakan anti-Barat di Rusia semakin deras, dan didorong oleh Kremlin untuk melawan balik sanksi yang mereka dapat sejak invasi ke Ukraina.

Pemimpin LDPR, Vladimir Zhirinovsky, memang telah meninggal April lalu.

Namun, ia dianggap seorang pejuang nasionalis yang dekat dengan Putin.

Selain mendukung serangan Rusia ke Ukraina, Zhirinovsky ingin Rusia mengklaim Kazakhstan Utara.

Titel Pravitel sendiri memiliki sejarah yang dalam di Rusia.

Sebelumnya dinasti Romanov menguasai negara tersebut sebagai Tsar, dengan nyaris kekuasaan penuh dari 1616 hingga 1917.

Baca Juga: Presiden Belarusia Dilawan Perwira Militernya karena Dukung Putin, Agar Tak Diasingkan Internasional

Tsar sendiri memiliki arti yang hampir sama dengan Pravitel, namun lebih terbiasa dikenal sebagai Kaisar.

Sedangkan presiden, yang memiliki konotasi dengan demokrasi, hanya digunakan di Rusia pada akhir masa Uni Sovyet.

Yaitu, ketika Mikhail Gorbachev dikenal sebagai Presiden Uni Sovyet.

Sebelumnya pemimpin Uni Sovyet, lebih diketahui sebagai Pemimpin Partai Komunis atau Sekretaris Jenderal.




Sumber : Metro




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x