JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia dan Rusia bergerak maju dalam proyek pembangunan kilang BBM raksasa di Jawa Timur, seperti dilaporkan The Straits Times, Sabtu (2/6/2022).
BUMN Pertamina dan BUMN Rosneft Rusia masuk tahap berikutnya untuk melanjutkan proyek pembangunan kilang di Provinsi Jawa Timur yang akan memproduksi bahan bakar dan bahan baku industri petrokimia, kata seorang pejabat senior pemerintah Indonesia kepada The Straits Times, Jumat (1/7/2022).
Rosneft adalah salah satu raksasa BUMN Rusia.
"Rusia bernegosiasi untuk mendapatkan tax holiday. Proyek ini masih berjalan sesuai rencana," kata pejabat Indonesia yang mengawasi proyek tersebut dan berbicara dengan syarat anonim.
Kedua BUMN tersebut sebelumnya membentuk perusahaan patungan berbasis di Jakarta, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yang akan mengelola New Grass Refinery Root (NGRR) Jawa Timur di Tuban dan memiliki produksi 229.000 barel bensin, solar dan bahan bakar jet per hari.
Tahap perencanaan pra-proyek telah selesai untuk proyek senilai USD16 miliar atau setara Rp240 triliun itu.
Saham kilang minyak dan petrokimia kerja sama Rusia-Indonesia itu 45 persen dimiliki Rosneft dan 55 persen Pertamina.
Baca Juga: Rusia Ambil Alih Penuh Proyek Minyak dan Gas Sakhalin-2, Sebelumnya Sebagian Dimiliki Barat
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati belum menanggapi permintaan komentar dari The Straits Times.
Jika selesai, proyek ini akan sangat membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor yang harganya terus meningkat.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo menggunakan lebih banyak subsidi energi untuk menjaga harga bahan bakar tetap terjangkau, sebuah langkah populis yang dipandang perlu oleh para pengamat untuk menjaga stabilitas sosial dan politik karena banyak dari 270 juta penduduk Indonesia masih belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Untuk membuat harga bahan bakar terjangkau, pemerintah Indonesia meningkatkan subsidi energi tahun ini menjadi Rp502,4 triliun dari yang semula dianggarkan Rp152,2 triliun.
Pada Jumat (1/7/2022), Kedutaan Besar Rusia di Jakarta juga mengatakan Presiden Vladimir Putin menawarkan agar raksasa BUMN Kereta Api Rusia, Russian Railways, berinvestasi di ibu kota baru, Nusantara, di Kalimantan.
Pemerintah mulai tancap gas mengerjakan konstruksi Nusantara mulai Agustus tahun ini setelah penundaan karena pandemi.
Baca Juga: Sedih Lihat Para Miliarder Tuban Borong Mobil, Pertamina Rosneft Turun Tangan
Pemerintah Indonesia sebelumnya mengundang investor termasuk dari Abu Dhabi dan Grup Teknologi Foxconn Taiwan untuk membantu membangun ibu kota baru bertenaga energi terbarukan.
Perusahaan energi Rusia juga tertarik untuk datang dan berinvestasi di Indonesia, terutama dalam mengembangkan tenaga nuklir untuk menyediakan listrik, kata Putin. Hal itu disampaikan Putin dalam kunjungan Jokowi ke Moskow pada Kamis (30/6/2022).
Indonesia saat ini mengalami kekurangan pasokan listrik, terutama di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Rusia mengalihkan fokusnya ke Asia dan Afrika setelah mendapat sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya atas serangannya ke Ukraina.
Indonesia memegang kepresidenan G20 tahun ini dan bersiap untuk menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali pada November tahun ini.
Jakarta berada di bawah tekanan Barat untuk mengecualikan Putin dari pertemuan G20 setelah mengumumkan pada April bahwa Putin diundang untuk hadir di KTT G20 di Bali.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.