Pemerintahan Presiden Joko Widodo menggunakan lebih banyak subsidi energi untuk menjaga harga bahan bakar tetap terjangkau, sebuah langkah populis yang dipandang perlu oleh para pengamat untuk menjaga stabilitas sosial dan politik karena banyak dari 270 juta penduduk Indonesia masih belum pulih dari dampak pandemi Covid-19.
Untuk membuat harga bahan bakar terjangkau, pemerintah Indonesia meningkatkan subsidi energi tahun ini menjadi Rp502,4 triliun dari yang semula dianggarkan Rp152,2 triliun.
Pada Jumat (1/7/2022), Kedutaan Besar Rusia di Jakarta juga mengatakan Presiden Vladimir Putin menawarkan agar raksasa BUMN Kereta Api Rusia, Russian Railways, berinvestasi di ibu kota baru, Nusantara, di Kalimantan.
Pemerintah mulai tancap gas mengerjakan konstruksi Nusantara mulai Agustus tahun ini setelah penundaan karena pandemi.
Baca Juga: Sedih Lihat Para Miliarder Tuban Borong Mobil, Pertamina Rosneft Turun Tangan
Pemerintah Indonesia sebelumnya mengundang investor termasuk dari Abu Dhabi dan Grup Teknologi Foxconn Taiwan untuk membantu membangun ibu kota baru bertenaga energi terbarukan.
Perusahaan energi Rusia juga tertarik untuk datang dan berinvestasi di Indonesia, terutama dalam mengembangkan tenaga nuklir untuk menyediakan listrik, kata Putin. Hal itu disampaikan Putin dalam kunjungan Jokowi ke Moskow pada Kamis (30/6/2022).
Indonesia saat ini mengalami kekurangan pasokan listrik, terutama di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Rusia mengalihkan fokusnya ke Asia dan Afrika setelah mendapat sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya atas serangannya ke Ukraina.
Indonesia memegang kepresidenan G20 tahun ini dan bersiap untuk menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali pada November tahun ini.
Jakarta berada di bawah tekanan Barat untuk mengecualikan Putin dari pertemuan G20 setelah mengumumkan pada April bahwa Putin diundang untuk hadir di KTT G20 di Bali.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.