JAKARTA, KOMPAS.TV - Upaya Indonesia mendorong perdamaian dunia tidak akan berpengaruh besar terhadap krisis Ukraina-Rusia.
Co Founder Asosiasi Persahabatan Rusia-Indonesia Laurence Raymond Sihombing menilai kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia hanya akan berpengaruh sedikit terhadap keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan invasi militer khusus ke Ukraina.
Misalnya jalur diplomasi Rusia-Ukraina yang sebelumnya tertutup dapat kembali terbuka. Namun untuk invasi militer khusus Rusia ke Ukraina akan tetap berjalan.
Baca Juga: Jokowi Bertemu Putin Bawa Misi Damai Rusia-Ukraina: Saya Siap Jadi Jembatan
Menurut Laurence, Rusia memiliki target dan beberapa rencana yang harus dipenuhi dalam menentukan apakah invasi militer khusus ke Ukraina selesai atau tetap berjalan.
Media besar di Rusia juga hanya menulis kunjungan Presiden Jokowi sebagai seremonial mengundang Presiden Putin hadir di KTT G20 dan membuka peluang kerja sama baru.
Untuk misi perdamaian yang dibawa Presiden Jokowi, media-media di Rusia tidak berharap terlalu banyak.
"Mungkin akan akan sedikit berpengaruh terhadap keputusan Presiden Rusia dalam operasi militer ini tetapi tidak akan berpengaruh banyak," ujar Laurence saat dihubungi di KOMPAS TV, Kamis (30/6/2022).
Baca Juga: Bertemu Jokowi di Moskow, Putin Tegaskan Indonesia Merupakan Mitra Utama Rusia Sejak Lama
Hal senada juga disampaikan mantan Duta Besar RI untuk Rusia Mohamad Wahid Supriyadi.
Wahid menilai misi perdamaian yang dibawa Indonesia tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan kedua negara masih bersikeras.
Keinginan Ukraina untuk penarikan pasukan dan pembukaan blokir terhadap pelabuhan mereka tidak ditanggapi oleh Rusia.
Baca Juga: Pengamat: Rusia Apresiasi Niat Indonesia Membawa Misi Perdamaian Lewat Presiden Jokowi
Begitu juga sebaliknya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak mengindahkan tuntutan Rusia agar Ukraina tidak masuk menjadi anggota NATO.
"Kalau Ukraina masuk Uni Eropa tidak menjadi masalah, karena masuknya Ukraina ke NATO menjadi ancaman nyata bagi Rusia, karena Ukraina dan Georgia buffer state Rusia," ujar Wahid.
Di sisi lain, pesan Presiden Zelensky pastinya akan disampaikan langsung Presiden Jokowi saat bertemu Presiden Vladimir Putin. Namun keputusan untuk menghentikan invasi militer khusus Rusia di Ukraina tetap di tangan Putin.
"Kunjungan Presiden Jokowi ini timing-nya cukup bagus, tetapi masalahnya tidak mudah. Bagaimana kedua negara mengubah posisi masing-masing, sementara ini belum melihat ke arah sana," ujar Wahid.
Baca Juga: Kedatangan Jokowi Disorot Media Rusia, Pengamat: Misi Perdamaian justu Bukan Fokus Utama
Usai mengadakan pertemuan di Istana Kremlin, Moskow, Presiden Jokowi dan Presiden Putin menyampaikan keterangan pers bersama.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan, kepentingan Indonesia hanyalah agar perang segera diakhiri.
Presiden Jokowi mengatakan, perang harus selesai agar rantai pasokan pangan dan pupuk dapat segera diperbaiki. Sebab, urusan pangan menyangkut kehidupan banyak orang.
Karena itu, Jokowi pun mengajak seluruh pemimpin dunia untuk bekerja sama untuk menghidupkan kembali semangat multilateralisme, semangat perdamaian dan semangat untuk bekerja sama.
Baca Juga: Beda Gaya Jokowi Bertemu Putin dengan Zelenskyy
"Hanya dengan spirit itulah, perdamaian dapat dicapai," ujar Jokowi yang sehari sebelumnya telah menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.