MOSKOW, KOMPAS.TV - Kabar perpecahan di militer Rusia dikabarkan telah terjadi, setelah dua kolonel negara itu kedapatan mengkritik pedas Presiden Rusia Vladimir Putin.
Selain Putin, kedua kolonel itu juga diketahui menghina Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Sebuah rekaman audio yang diterima dari Badan Intelijen Ukraina menunjukkan bukti dua kolonel Rusia yang diketahui sebagai Letnan Kolonel Maxim Vlasov dan Vitaly Kovtun dengan keras mengkritik serangan operasi militer khusus Putin.
Tiga rekaman audio bertanggal 14 April, telah dibagikan oleh Radio Free Europa.
Baca Juga: ‘Serangan Gila’ Rusia Pukul Mundur Pasukan Ukraina di Sievierodonetsk, Setengah Kota Dikuasai Rusia
Itu merupakan rekaman antara Vlasov dan Kovtun yang membicarakan mengenai operasi militer khusus di Ukraina, juga mengenai pemimpinnya.
Keduanya merupakan petinggi militer yang memerintah divisi rudal pada saat penyerangan di Mariupol pada 2015 dan dokter militer dari Vinnitsa.
Mereka juga mengungkapkan memiliki kerabat di Ukraina.
Menurut penyiaran Ukraina, rekaman itu telah dianggap otentik oleh jurnalis, tetapi klip tersebut belum diverifikasi secara independen.
Dikutip dari Newsweek, pada rekaman yang tersebar di Youtube, Vlasov menyebut Shoigu sebagai sosok yang tak kompeten dan hanya seorang penampil.
Vlasov juga menyebut pemimpin operasi Rusia di Ukraina, Alexander Dvornikov sebagai sosok yang dungu.
Ia juga memberikan penilaian pedas para petinggi militer Rusia yang disebutnya sebagai jenderal, kolonel dan letnan kecil.
“Tak ada yang tahu bagaiamana bertempur, tak ada yang ingin melakukannya. Yang mereka lakukan hanya memberi hormat, tak ada yang belajar apa pun,” katanya.
Meski begitu, keduanya merupakan pihak yang setuju dengan penyerangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Tetapi mereka menilai strategi penyerangan yang dilakukan Rusia tidaklah tepat, sehingga usaha invasi berjalan lambat.
Bahkan Kovtun mengkritik strategi militer Rusia yang memperlihatkan bagaimana tentara disakiti.
Ia malah menyarankan langsung menyerangan target sipil di Ukraina.
Baca Juga: Sekjen PBB Ingin Buka Suplai Ekspor Pangan Ukraina dan Rusia ke Pasar Global demi Hindari Krisis
Keduanya juga mengeluhkan kenapa Putin tak memerintahkan pengeboman ke parlemen Ukraina.
Saat dikonfirmasi, Kovtun membantah dirinya pernah memerintahkan penyerangan ke desa di Ukraina.
Tetapi saat diperdengarkan apa yang dikatakannya, ia tertawa dan memberikan jawaban mengejutkan.
“Jadi apa yang Anda inginkan? Saya tak peduli,” katanya.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.