Sebagian besar sisa cadangan Sri Lanka, termasuk fasilitas SWAP senilai 1 miliar dollar dari China, tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan pembayaran dalam mata uang dolar, katanya.
Komentar Sabri muncul sehari setelah partai oposisi utama negara itu mengeluarkan mosi tidak percaya yang bertujuan untuk menggulingkan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa dan kabinetnya.
Oposisi United People's Force menyalahkan pemerintah karena gagal melaksanakan tugas konstitusionalnya untuk menyediakan standar hidup yang layak bagi rakyatnya.
Kubu oposisi menuduh pejabat tinggi pemerintah mencetak uang secara berlebihan, merugikan produksi pertanian dengan melarang pupuk kimia karena ingin membuat pertanian sepenuhnya organik dan ingin menekan biaya impor, karena gagal memesan vaksin Covid-19 tepat waktu dan membelinya nanti dengan harga lebih tinggi.
Tanggal belum diumumkan untuk pemungutan suara pada mosi tidak percaya.
Baca Juga: Bank Dunia Kucurkan 600 Juta Dollar AS Bantuan Keuangan ke Sri Lanka untuk Impor Penting
Krisis mata uang asing membatasi impor dan menyebabkan kelangkaan barang-barang penting seperti bahan bakar, gas untuk memasak, obat-obatan dan makanan.
Orang-orang harus mengantre berjam-jam untuk membeli apa yang mereka bisa dan banyak yang pulang ke rumah dengan sedikit, jika ada, dari apa yang mereka cari.
Protes telah menyebar menuntut pengunduran diri Mahinda Rajapaksa, yang mengepalai klan berpengaruh yang telah memegang kekuasaan selama hampir dua dekade terakhir, dan adiknya, Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Pendudukan pintu masuk kantor presiden oleh pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Rajapaksa terjadi pada hari ke-26 pada Rabu.
Sejauh ini, Rajapaksa bersaudara menolak seruan mengundurkan diri, meskipun tiga Rajapaksa lainnya dari lima anggota parlemen mengundurkan diri dari jabatan Kabinet mereka pada pertengahan April.
Sabri mengatakan, Sri Lanka sedang dalam proses menunjuk penasihat hukum dan keuangan untuk negosiasi restrukturisasi utang luar negerinya.
“Ini adalah krisis ekonomi. Krisis ekonomi telah menciptakan krisis politik. Penting untuk menyelesaikan krisis politik untuk menemukan solusi krisis ekonomi,” kata Sabri.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.