PARIS, KOMPAS.TV — Prancis, Minggu (10/4/2022), melaksanakan Pemilihan Presiden Pilpres menggunakan sistem yang sama selama beberapa generasi, yaitu dengan kertas suara diberikan langsung dan hasil pemungutan suara dihitung dengan tangan.
Seperti laporan Associated Press, meski kerap ada desakan untuk menerapkan lebih banyak keluwesan dan modernisasi sistem pemungutan suara, Prancis memutuskan tidak melakukan pemungutan suara lewat surat, pemungutan suara lebih awal, atau menggunakan mesin pemungutan suara seperti di Amerika Serikat.
Presiden Emmanuel Macron adalah kandidat unggulan yang terdepan, meskipun menghadapi tantangan berat dari pemimpin sayap kanan, Marine Le Pen, dan ketidakpastian pemilih, di mana swinging voter (pemilih yang tidak terafiliasi dengan partai tertentu) terpantau dalam jumlah besar.
Dalam survei, terpantau proporsi yang cukup besar pemilih yang mengatakan kepada lembaga survei bahwa mereka tidak yakin siapa yang akan mereka pilih atau apakah mereka akan memilih sama sekali.
Baca Juga: Macron Minta Semua Jaga Adab karena Eropa Ingin Akhiri Perang Rusia-Ukraina Tanpa Perang Baru
Pemilih harus berusia minimal 18 tahun. Sekitar 48,7 juta orang Prancis terdaftar sebagai pemilih di daftar pemilih tempat mereka tinggal.
Pemilih menentukan pilihannya di bilik suara, dengan tirai tertutup, lalu memasukkan surat suaranya ke dalam amplop yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak suara transparan.
Mereka harus menunjukkan identifikasi foto dan menandatangani dokumen, di samping nama mereka, untuk menyelesaikan proses pemungutan suara.
Relawan menghitung surat suara satu per satu. Pejabat kemudian akan menggunakan perangkat lunak yang dikelola negara untuk mendaftar dan melaporkan hasil.
Tetapi secara hukum, hanya kertas yang dihitung. Jika hasilnya ditentang, kertas suara dihitung ulang secara manual.
Orang yang tidak dapat pergi ke tempat pemungutan suara karena berbagai alasan, dapat mengizinkan orang lain memilih atas nama mereka.
Untuk melakukannya, pemilih harus mengisi formulir sebelumnya dan membawanya ke kantor polisi. Seseorang dapat menjadi wakil bagi tidak lebih dari satu pemilih yang tinggal di Prancis, dan berpotensi satu orang tambahan yang tinggal di luar negeri.
Hingga 7 persen orang memilih melalui proxy dalam pemilihan presiden terakhir lima tahun lalu.
Baca Juga: Pembicaraannya dengan Putin Disebut Seperti Bernegosiasi dengan Hitler, Macron pun Berang
Pemungutan suara melalui surat dilarang pada tahun 1975 di tengah kekhawatiran potensi terjadinya penipuan.
Pemilihan mesin diizinkan sebagai percobaan mulai tahun 2002, tetapi pembelian mesin baru ditangguhkan sejak 2008 karena masalah keamanan. Hanya beberapa lusin kota yang masih menggunakannya.
Tahun lalu, pemerintahan Macron yang berhaluan tengah, mencoba meloloskan amendemen untuk memungkinkan pemungutan suara lebih awal dengan mesin untuk mendorong partisipasi pemilu di tengah pandemi Covid-19.
Senat Prancis yang dipimpin oleh mayoritas kaum konservatif menolak usulan itu, dengan alasan itu diumumkan dengan pemberitahuan yang terlalu mepet dan tidak cukup solid secara hukum.
Baca Juga: Bakal Punya Jet Tempur Rafale, KSAU Siapkan Calon Penerbang: akan Dilatih di Prancis
Sebagian besar pembatasan Covid-19 telah dicabut di Prancis. Meskipun jumlah kasus secara signifikan lebih rendah dari awal tahun ini, infeksi kembali meningkat selama beberapa minggu terakhir, mencapai lebih dari 130.000 kasus baru yang dikonfirmasi setiap hari.
Orang yang dites positif terkena virus dapat pergi ke tempat pemungutan suara. Mereka sangat disarankan untuk memakai masker dan mengikuti pedoman kesehatan lainnya.
Pemilih dapat mencuci tangan di tempat pemungutan suara, yang juga akan menyediakan pembersih tangan. Peralatan akan sering dibersihkan. Setiap tempat pemungutan suara akan membiarkan udara segar masuk setidaknya selama 10 menit setiap jam.
Pilpres Prancis diselenggarakan dalam dua putaran. Dua belas kandidat memenuhi persyaratan untuk pemungutan suara pada Minggu (10/4/2022).
Secara teori, seseorang bisa menang langsung dengan mengumpulkan lebih dari 50 persen suara di putaran pertama, tetapi itu tidak pernah terjadi di Prancis.
Dalam praktiknya, dua pesaing teratas lolos ke putaran kedua, dengan pemenang dipilih pada 24 April.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.