Sebelumnya, Komite Investigasi Rusia menetapkan bahwa rudal itu ditembakkan oleh brigade rudal terpisah ke-19 Angkatan Bersenjata Ukraina, komandannya adalah Kolonel Yaroshevich.
Baca Juga: Korban Jiwa Serangan Rudal di Kramatorsk Ukraina Bertambah Jadi 52 Orang, Termasuk Lima Anak-Anak
Seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (9/4), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy langsung menuntut tanggapan keras dunia atas serangan tersebut.
Sementara sebagian pemimpin lainnya menuduh militer Rusia sengaja menyerang stasiun yang saat kejadian dipenuhi warga sipil yang ingin mengungsi.
Zelenskyy mengatakan kepada rakyat Ukraina dalam video pidato Jumat malam, upaya akan diambil untuk menetapkan setiap menit siapa yang melakukan apa, siapa yang memberi perintah apa, dari mana rudal itu berasal, siapa yang mengangkutnya, siapa yang memberi perintah dan bagaimana serangan ini disetujui.
Pavlo Kyrylenko, Gubernur regional Donetsk, di Donbas mengatakan, 52 orang tewas termasuk lima anak-anak, dan puluhan lainnya terluka.
"Ada banyak orang dalam kondisi serius, tanpa lengan atau kaki," kata Wali Kota Kramatorsk Oleksandr Goncharenko, seraya menambahkan rumah sakit setempat sedang berjuang untuk merawat semua orang.
Sedangkan, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengecam serangan itu sebagai kejahatan perang, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebutnya sama sekali tidak dapat diterima.
Baca Juga: AS Sebut Klaim Rusia Tak Terlibat Serangan Rudal ke Stasiun Kereta Api Ukraina Tidak Meyakinkan
"Hampir kehabisan kata untuk itu," kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, di Ukraina, kepada wartawan.
“Perilaku sinis (oleh Rusia) hampir tidak memiliki patokan lagi.”
Pihak berwenang Ukraina dan pejabat Barat berulang kali menuduh pasukan Rusia melakukan kekejaman dalam perang yang dimulai dengan invasi 24 Februari.
Lebih dari 4 juta orang Ukraina telah meninggalkan Ukraina, dan jutaan lainnya telah mengungsi di dalam negeri.
Beberapa bukti paling mengerikan ditemukan di kota-kota di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, di mana pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin ditarik kembali dalam beberapa hari terakhir.
Sumber : RIA Novosti/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.