MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin blak-blakan bongkar dan membeberkan alasan pamungkas mengapa ngotot kejar tuntutan Rusia untuk demiliterisasi, denazifikasi, dan netralitas mutlak Ukraina untuk tidak bergabung dengan NATO, tidak bisa ditawar-tawar sama sekali.
Ternyata alasannya tentang kapasitas dan kapabilitas Ukraina untuk membangun senjata nuklir, dan potensi Ukraina menggunakan senjata itu untuk mengancam eksistensi Rusia.
“Sekarang mereka berbicara tentang memperoleh status nuklir. Artinya memperoleh senjata nuklir. Kita tidak bisa mengabaikan hal-hal seperti itu. Terutama karena kita tahu bagaimana Barat berperilaku terhadap Rusia,” kata Putin saat bertemu pramugari maskapai Rusia, dimana ia ditanyai tentang tujuan operasi khusus di Ukraina, seperti dilansir RIA Novosti, Sabtu (5/3/2022).
Seperti yang dijelaskan Putin, Ukraina punya kompetensi membuat senjata nuklir sejak zaman Soviet. "Untuk pengayaan dan bahan nuklir, mereka dapat mengatur itu," katanya.
Selain itu, lanjut Putin, Kiev punya kompetensi mengembangkan dan memproduksi peluru kendali.
"Mereka akan membangun dan melakukannya. Dan mereka (Barat) juga akan membantu melakukannya dari seberang lautan," pemimpin Rusia itu menyimpulkan.
"Satu 'Yuzhmash' nilainya tinggi, karena perusahaan itu mendesain dan membuat peluru kendali balistik antarbenua untuk Uni Soviet. Mereka akan meningkatkan [kapasitas] dan melakukannya,” tukas Putin.
Pada saat yang sama, dari seberang lautan, lanjutnya, Ukraina juga akan dibantu secara sembunyi-sembuyi.
"Kemudian mereka akan berkilah tidak mengakui status nuklir, lalu berkata [mereka/Ukraina] melakukannya sendiri. Selanjutnya mereka akan menempatkan kompleks (rudal nuklir) ini di bawah kendali (Barat). Dan mulai detik tersebut, mulai detik itu, takdir Rusia akan sepenuhnya berbeda," kata Putin.
Pemegang sabuk hitam judo itu juga menekankan skenario tersebut bisa menimbulkan bahaya besar bagi Rusia.
Dia menjelaskan, musuh strategis Rusia bahkan tidak perlu punya rudal balistik antarbenua.
"Di sini (di depan rumah) kita akan langsung ditodong senjata nuklir, itu sudah. Nah, bagaimana kita bisa melewati semua ini?" tanya Putin,
"Ancaman yang benar-benar nyata, ini bukan omong kosong yang dibuat-buat," pungkasnya seperti dikutip Tass, Sabtu (5/3).
Baca Juga: Putin Keluarkan Peringatan Keras bila Ada Zona Larangan Terbang di Atas Ukraina
Yuzhmash dilaporkan adalah perusahaan milik negara Ukraina pembuat pesawat ruang angkasa, kendaraan peluncuran (roket), propelan cair roket atau bahan bakar roket cair, roda pendarat, dan produk industri.
Perusahaan ini berkantor pusat di Dnipro, dan melapor ke Badan Antariksa Negara Ukraina. Yuzmash atau Pivdenmash awalnya bernama Plant-586 jaman Uni Soviet yang fokus pada desain dan produksi rudal balistik.
Rudal yang diproduksi di Pivdenmash di Ukraina termasuk roket berhulu ledak nuklir Soviet pertama R-5M (SS-3 'Shyster'), R-12 Dvina (SS-4 'Sandal'), R-14 Chusovaya (SS-5 'Skean' ), ICBM Soviet pertama yang digunakan secara luas R-16 (SS-7 'Saddler'), R-36 (SS-9 'Scarp'), MR-UR-100 Sotka (SS-17 'Spanker'), dan R-36M (SS-18 'Syaitan').
Selama era Soviet, pabrik itu memproduksi hingga 120 ICBM per tahun. Pada akhir 1980-an, Pivdenmash terpilih menjadi fasilitas produksi utama RT-2PM2 Topol-M ICBM (SS-27 "Sickle B") andalan Rusia.
Rusia berniat rudal nuklir antarbenua mengganti R-36M dengan ICBM berat baru, RS-28 Sarmat. Beberapa rudal R-36 telah diubah menjadi kendaraan peluncuran medium-lift Dnepr, yang mampu membawa hingga 4.500 kg ke orbit.
Baca Juga: Putin Siagakan Pasukan Penangkal Strategis Rusia Termasuk Rudal Nuklir, Ini Arti dan Tujuannya
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pada 2 Maret, 498 prajurit Rusia tewas dan 1.597 terluka selama operasi tersebut.
Di antara pihak Ukraina, menurut departemen militer Rusia, kerugiannya berkali-kali lipat lebih tinggi, lebih dari 2.870 tewas dan sekitar 3.700 terluka.
Sejak awal operasi khusus atau invasi, militer Rusia mengklaim telah menghancurkan lebih dari 2.100 instalasi militer Ukraina, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
“Secara total, 2.119 fasilitas infrastruktur militer Ukraina hancur, diantaranya 74 titik kendali dan pusat komunikasi angkatan bersenjata Ukraina; 108 sistem rudal anti-pesawat S-300, Buk M-1, serta sistem rudal anti-pesawat Osa dan 68 stasiun radar”, jelasnya.
"Sebanyak 69 pesawat di darat dan 21 pesawat di udara, 748 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 76 peluncur roket ganda, 274 artileri dan mortir lapangan, 532 unit kendaraan militer khusus, serta 59 perangkat kendaraan udara tak berawak," tambah jenderal tersebut.
Sumber : Kompas TV/RIA Novosti/TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.