NEW YORK, KOMPAS.TV - Langkah Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengakui kemerdekaan wilayah separatis di Donetsk dan Luhansk, Ukraina ditanggapi tegas oleh komunitas internasional. Dewan Keamanan PBB pun langsung menggelar pertemuan darurat untuk membahas situasi ini di Gedung PBB, New York, Amerika Serikat (AS), Senin (21/2/2022) malam waktu setempat.
Berbagai pemimpin dunia turut mengecam aksi Rusia. Moskow dianggap melanggar kedaulatan Ukraina.
Putin mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) pada Senin (21/2) malam waktu Moskow atau Selasa (22/2) dini hari waktu Indonesia.
Sang presiden juga menandatangani kesepakatan kerja sama dan bantuan dengan kedua republik pemberontak. Tak lama setelah menerbitkan dekrit, Putin mengirim tentara Rusia ke wilayah timur Ukraina yang dikuasai separatis.
Hingga berita ini diturunkan, belum jelas berapa pasukan yang diterjunkan Rusia. Kremlin sendiri mengeklaim tentara yang diterjunkan adalah “pasukan penjaga perdamaian”.
Merespons Putin, berbagai pemimpin di Asia dan Eropa menyuarakan dukungan untuk kedaulatan Ukraina. Potensi perang juga dikhawatirkan bisa berdampak ke ekonomi global dan mengancam warga negara asing di Ukraina.
“Teritori dan kedaulatan Ukraina harus dihormati,” kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dikutip Associated Press.
“Sebuah pertempuran militer yang tak sesuai dengan harapan komunitas internasional akan menimbulkan perselisihan ekonomi dan politik, tidak hanya di Eropa, tetapi seluruh dunia,” lanjut Moon.
Baca Juga: Rusia Resmi Akui Kemerdekaan Donetsk dan Lugansk dari Ukraina, Apa Risiko Politik dan Militernya?
Moon sendiri mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk bersiap atas dampak ekonomi jika situasi di Ukraina memburuk.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.