ARCEDO, KOMPAS.TV - Sebuah desa menyeramkan muncul dari dalam danau setelah tenggelam 30 tahun lalu karena jadi waduk.
Reruntuhan dari desa Arcedo muncul kembali setelah hujan tak turun hampir dua bulan di wilayah tersebut.
Sebelumnya bukan hal yang aneh terkadang ada atap rumah yang terlihat dari air waduk Lindoso di barat laut Spanyol itu.
Warga setempat juga terkadang melihat mobil yang berkarat, air mancur batu dengan air yang masih menyembur, dan jalanan tua yang mengarah ke babi hutan.
Baca Juga: Putin Diyakini Bakal Serang Negara Lainnya Jika Rusia Berhasil Menginvasi Ukraina
Dikutip dari Mirror, desa tersebut muncul lagi pada tahun-tahun kering.
Setelah terendam 30 tahun lalu ketika bendungan pembangkit listrik tenaga air membanjiri lembah.
Namun pada musim dingin sekarang ini, yang tidak sebasah seperti biasanya, seluruh kerangka desa muncul yang tak seperti sebelumnya.
Kapasitas waduk saat ini hanya berdasarkan 15 persen, sehingga bisa muncul gambar yang menunjukkan keadaan desa.
Keadaanya yang terdiri dari rumah-rumah dengan atap sebagian runtuh, batu bata serta puing-puing kayu yang berserakan.
Warga setempat yang juga seorang pensiunan, Maximino Perez Romero mengatakan, ia merasa seperti sedang menonton film melihat munculnya desa tersebut
“Saya merasa memiliki perasaan sedih melihatnya,” ungkap Romero.
Baca Juga: Tergiur Tawaran Kerja Palsu, Pria China Diculik dan Darahnya Dikuras di Kamboja
“Perasaan saya adalah bahwa inilah yang akan terjadi selama bertahun-tahun karena kekeringan dan semua itu akibat dari perubahan iklim,” lanjutnya.
Bekas penduduk di desa itu, Jose Luis Penn (72 tahun) mengungkapkan, dirinya biasa pergi ke bar dengan rekan-rekannya setiap selesai memancing saat masih tinggal di sana.
Ia pun menggambarkan bagaimana kondisi desa itu sebelum ditenggelamkan.
“Seluruh tempat dulunya adalah kebun anggur, pohon jeruk. Itu semua hijau. Itu semua begitu cantik,” tuturnya.
Penn, yang tinggal di daerah yang sama, menunjuk ke dasar waduk yang berwarna kuning dan retak.
“Lihatlah sekarang. Ini sangat menyedihkan,” kata Penn.
Baca Juga: Perempuan Korea Utara Tewas Disiksa Petugas Keamanan, Gara-gara Pakai Ponsel Buatan China
Sementara itu, kekeringan di Semenanjung Iberia sebenarnya tidak jarang terjadi.
Para ahli mengatakan, perubahan iklim telah memperburuk masalah yang ada.
Pada tiga bulan terakhir 2021, Spanyol mencatatkan hanya 35 persen dari rata-rata curah hujan yang terjadi selama periode yang sama dari 1981 hingga 2010.
Namun, sejak itu nyaris tak pernah turun hujan lagi.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.