BRUSSELS, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyebut Rusia masih memiliki pasukan besar yang siap menyerang di perbatasan Ukraina.
Ia menyatakan bahwa penarikan sebagian pasukan dua hari belakangan belumlah menjadi tanda deeskalasi.
Pada Selasa (15/2/2022), Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan menarik sebagian pasukan dari Belarusia.
Lalu pada Rabu (16/2), sebagian pasukan di Semenanjung Krimea juga ditarik menyusul berakhirnya latihan militer.
Menanggapi kabar tersebut, Stoltenberg menyatakan pesimistis bahwa Kremlin berniat menginisiasi deeskalasi.
“Kami tidak melihat tanda deeskalasi apa pun di lapangan,” kata Stoltenberg dikutip BBC, Rabu (16/2).
“Ini tentu saja bisa berubah, tetapi Rusia masih mempertahankan kekuatan invasi masif yang siap menyerang,” lanjut mantan perdana menteri Norwegia itu.
Baca Juga: Biden Ancam Tindakan Keras Bila Rusia Invasi Ukraina, Putin Minta NATO Tarik Rudal yang Disebar
Di lain sisi, Kremlin menanggapi dingin pernyatan tersebut, mengaku “sudah tidak tertarik” dengan apa yang diucapkan Stoltenberg.
Barat memperkirakan Rusia menaruh sekitar 130.000 pasukan di perbatasan Ukraina, dipandang sebagai kekuatan invasi.
Namun, Moskow berulangkali membantah bahwa pihaknya mempersiapkan serangan militer.
Presiden Vladimir Putin menuntut NATO memberi jaminan Ukraina dan negara bekas Uni Soviet lain tak akan diterima menjadi anggota.
Ia juga meminta NATO menarik pasukan dan persenjataan dari Eropa Timur.
Putin mendesak isu bergabungnya Ukraina ke NATO diselesaikan sekarang, walaupun Kyiv masih harus menunggu lama untuk secara resmi mengajukan keanggotaan.
Jens Stoltenberg menyebut ancaman Rusia kini telah menjadi “normal baru” dalam konteks isu keamanan Eropa.
Ia pun mengungkap rencana NATO membentuk kelompok tempur baru di Eropa Tengah dan Tenggara.
Menurutnya, proyek itu adalah langkah untuk memperkuat pertahanan Eropa. Ia pun menegaskan bahwa kebijakan ini bukanlah ancaman bagi Rusia.
Stoltenberg menyebut, rencana yang masih dipertimbangkan itu didukung sejumlah pihak.
Prancis bahkan menawarkan diri untuk memimpin salah satu kelompok tempur di Rumania.
“Rusia telah mendemonstrasikan ia siap menentang prinsip-prinsip fundamental kami tentang keamanan,” kata Stoltenberg.
“Mereka menggunakan kekuatan dan mengintimidasi negara lain untuk mendukung dan menerima tuntutannya,” lanjutnya.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Putin Larang Ukraina Gabung NATO, Ancam Perang Besar jika Krimea Disentuh
Sumber : Kompas TV/BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.