TOKYO, KOMPAS.TV — Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida hari Rabu, (9/2/2022) mengumumkan rencana memperpanjang pembatasan Covid-19 untuk Tokyo dan 12 daerah lainnya selama tiga minggu hingga awal Maret.
Kebijakan ini diambil karena infeksi omicron hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda melambat dan sebagian besar orang Jepang masih belum mendapat suntikan booster vaksin Covid-19, seperti dilansir Associated Press, Rabu, (9/2/2022).
Perpanjangan pembatasan sosial yang ketat itu saat ini meliputi Tokyo dan daerah sekitarnya, Aichi di Jepang tengah dan Nagasaki di selatan.
Semula pembatasan ketat dijadwalkan berakhir pada hari Minggu, tetapi akibat situasi yang belum membaik, pembatasan akan tetap berlaku hingga 6 Maret, kata Kishida.
“Infeksi yang disebabkan oleh varian omicron berbeda dari yang terjadi di masa lalu, dan kami berada pada saat kritis dalam perjuangan kami melawannya,” kata Kishida.
“Untuk menyeimbangkan tindakan anti-virus dan aktivitas sosial dan ekonomi, saya bertekad untuk mengatasi situasi dengan segera." tegas Kishida.
Jumlah harian kasus infeksi Covid-19 masih berkembang, meski kecepatannya tidak setajam minggu lalu, katanya.
Secara nasional, Jepang hari Selasa mencatat lebih dari 92.000 kasus baru Covid-19. Tokyo hari Rabu mencaat 18.287, kasus, sementara Osaka mencatat 15.264 kasus baru.
Keputusan Kishida mengikuti permintaan dari gubernur di daerah yang terkena dampak, di mana kasus harian mulai membanjiri rumah sakit dengan gejala serius dialami lansia.
Baca Juga: Duh, Jepang Catat Rekor Memilukan Kasus Kekerasan terhadap Anak selama 2021
Ada juga kekurangan staf di antara pekerja medis yang terinfeksi atau kontak dekat dengan mereka yang dites positif.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.