Darah terlihat di dinding dan lantai bangunan yang tersisa, yang berisi kamar tidur yang rusak dengan tempat tidur kayu anak di lantai.
Di salah satu dinding yang rusak, ayunan plastik biru untuk anak-anak masih tergantung. Dapurnya menghitam akibat kebakaran.
Pertahanan Sipil Suriah yang dikelola oposisi, responden pertama yang juga dikenal sebagai White Helmets, mengatakan, 13 orang tewas dalam penembakan dan bentrokan yang terjadi setelah serangan pasukan komando Amerika Serikat, termasuk enam anak dan empat wanita, katanya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pemantau perang oposisi, juga mengatakan serangan itu menewaskan 13 orang, termasuk empat anak dan dua wanita. Ahmad Rahhal, seorang jurnalis warga yang mengunjungi lokasi tersebut, melaporkan melihat 12 mayat.
Baca Juga: Milisi Kurdi di Irak Utara Nyatakan Berhasil Ambil Alih Penjara yang Diserbu ISIS di Irak Utara
Pentagon tidak memberikan perincian tentang siapa yang menjadi target serangan itu, atau jika ada kombatan atau warga sipil yang terbunuh atau terluka.
Penduduk dan aktivis menggambarkan, mereka menyaksikan serangan darat yang besar, saat pasukan Amerika Serikat menggunakan megafon mendesak perempuan dan anak-anak untuk meninggalkan daerah itu.
Omar Saleh, seorang warga sekitar, mengatakan pintu dan jendela rumahnya mulai bergetar karena suara pesawat yang terbang rendah pada pukul 01:10 waktu setempat.
Dia kemudian mendengar seorang pria, berbicara bahasa Arab dengan aksen Irak atau Arab Saudi melalui pengeras suara, mendesak wanita untuk menyerah atau meninggalkan daerah itu.
“Ini berlangsung selama 45 menit. Tidak ada tanggapan. Kemudian tembakan senapan mesin meletus,” kata Saleh. Dia mengatakan, penembakan berlanjut selama dua jam, saat pesawat berputar rendah di atas daerah itu.
Lainnya melaporkan mendengar setidaknya satu ledakan besar selama operasi. Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan, salah satu helikopter dalam serangan itu mengalami masalah mekanis dan harus diledakkan di darat.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, pasukan koalisi pimpinan AS menggunakan helikopter untuk mendarat di daerah itu dan menyerang sebuah rumah.
Pasukan itu disebut bentrok dengan kelompok bersenjata di darat. Taher al-Omar, seorang aktivis yang berbasis di Idlib, juga mengatakan dia menyaksikan bentrokan antara kelompok bersenjata dan pasukan Amerika Serikat.
Operasi militer itu menuai perhatian di media sosial. Twit-twit dari wilayah tersebut berseliweran, menggambarkan helikopter menembak di sekitar gedung dekat Atmeh. Data pelacakan penerbangan juga menunjukkan beberapa drone mengelilingi kota Sarmada dan desa Salwah, tepat di utara lokasi serangan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.