Menambah ketegangan, Rusia dan Belarus, yang juga tetangga Ukraina, Selasa, melaksanakan latihan militer bersama.
Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan, pihaknya menjadi tuan rumah latihan kesiapan tempur karena meningkatnya kejengkelan atas ketegangan militer di sana, "termasuk di perbatasan barat dan selatan Republik Belarus."
Ukraina berbatasan dengan Belarus di selatan dan anggota NATO, Polandia, di barat.
Baca Juga: Rusia dan Belarusia Berencana Gelar Latihan Tempur Bulan Depan
Baik Moskow maupun Minsk tidak mengungkapkan jumlah tentara yang terlibat, tetapi sebuah video yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan Belarus menunjukkan kolom kendaraan militer termasuk tank diturunkan dari kereta yang diselimuti salju.
Menlu Jerman Baerbock datang ke Moskow setelah pergi ke ibu kota Ukraina, Kyiv, dan mengatakan pada konferensi pers dengan Lavrov, sulit bagi Barat untuk percaya klaim Rusia bahwa mereka tidak punya rencana.
“Selama beberapa minggu terakhir, lebih dari 100.000 tentara, peralatan, dan tank Rusia dikerahkan di dekat Ukraina tanpa alasan. Sulit untuk tidak melihatnya sebagai ancaman,” katanya.
Anggota NATO, Turki, pada Selasa juga memperingatkan Moskow agar tidak menyerang Ukraina. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, dia bermaksud untuk membahas peningkatan ketegangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Saya tidak melihat invasi Rusia ke Ukraina sebagai pilihan realistis karena itu bukan negara biasa. Ukraina adalah negara yang kuat," kata Erdogan kepada wartawan di Albania.
Turki memasok drone tempur ke pasukan Ukraina, yang menuai kritik keras dari Moskow.
Negosiator Rusia bertemu secara terpisah bulan ini dengan delegasi dari AS, NATO dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, dalam pertemuan yang gagal menghasilkan hasil nyata.
Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengumumkan di parlemen pada Senin (17/1/2022), bahwa Inggris mengirim senjata ke Ukraina sebagai bagian dari paket yang akan membantu Kyiv mengamankan perbatasannya.
"Ukraina memiliki hak untuk mempertahankan perbatasannya, dan paket bantuan baru ini semakin meningkatkan kemampuannya untuk melakukannya," kata Wallace.
Jenis peralatan yang dikirim "bukan senjata strategis dan tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia," katanya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa menggambarkan pengumuman pengiriman senjata itu sebagai sesuatu yang "sangat berbahaya" dan "tidak kondusif untuk mengurangi ketegangan".
Sumber : Kompas TV/France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.