Namun menurut Pentagon dan citra satelit dari pusat Semnan, peluncuran satelit Iran gagal pada pertengahan Juni, namun Teheran langsung membantah hal tersebut.
Pemerintah negara-negara Barat khawatir sistem peluncuran satelit Iran menggabungkan teknologi yang dapat dipertukarkan dengan teknologi rudal balistik yang mampu mengirimkan hulu ledak nuklir.
Iran menegaskan program luar angkasanya hanya untuk tujuan sipil dan pertahanan, dan tidak melanggar kesepakatan nuklir atau perjanjian internasional lainnya.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 tahun 2015, mendukung kesepakatan nuklir, tidak memberlakukan larangan menyeluruh terhadap peluncuran roket atau rudal Iran.
"Iran diminta untuk tidak melakukan aktivitas apa pun yang terkait dengan rudal balistik yang dirancang untuk mampu mengirimkan senjata nuklir, termasuk peluncuran menggunakan teknologi rudal balistik semacam itu," kata teks itu.
Perjanjian 2015 telah digantung oleh seutas benang sejak Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi, mendorong Iran untuk meningkatkan kegiatan nuklir yang telah lama dibatasi oleh kesepakatan itu.
Putaran baru negosiasi dimulai di Wina pada hari Senin dalam upaya terbaru untuk membuat kemajuan dalam menghidupkan kembali kesepakatan.
Tujuannya adalah untuk membawa kembali Washington dan membatasi kegiatan nuklir Teheran.
Inggris, Cina, Prancis, Jerman dan Rusia mengambil bagian dalam negosiasi dengan Iran, sementara Amerika Serikat berpartisipasi secara tidak langsung.
"Mungkin ada beberapa kemajuan sederhana," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price Selasa kemarin.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.