“Vaksin Comirnaty, yang kami gunakan didesain berdasarkan data klinis awal yang menentukan jumlah yang tepat untuk memberikan respons imun dan profil keamanan yang baik, dan kami tahu bahwa vaksin dosis tinggi menciptakan lebih banyak efek samping,” katanya.
“Jadi hal ini jelas tak direkomendasikan. Kami tak memiliki bukti tentang efek samping apa yang akan dimiliki seseorang dengan jumlah vaksin seperti ini,” kata Turner.
Ia pun menegaskan apa yang dilakukan pria tersebut tak aman, dan membuatnya berada dalam bahaya.
Pada Oktober lalu, polisi telah memperingatkan adanya orang yang menggunakan nama orang lain dan melakukan vaksinasi Covid-19 menggantikan mereka.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa staf dari program vaksinasi Covid-19 dan vaksinasi yang melaporkan adanya penipuan itu ke polisi.
“Menggunakan identitas orang lain dan menerima perawatan medis sangat berbahaya,” ujarnya.
Baca Juga: Tega! Balita Dijual Bapak Kandung Seharga Rp 420 Juta, Kini Sang Bapak Dijebloskan Penjara 10 Tahun
“Ini membuat orang yang menerima vaksinasi dengan identitas orang lain berada dalam bahaya, karena catatan kesehatan akan menunjukkan bahwa mereka telah divaksin, padahal belum,” ucap dia.
Selain itu, ia mengatakan orang yang menerima vaksinasi dengan nama orang lain, pada catatan kesehatan pribadinya tak akan tercantum sudah divaksinasi,
Juru bicara itu mengatakan memperkuat proses identifikasi sebelum seseorang mendapat vaksinasi dapat berisiko mengurangi partisipasi.
Selain itu secara langsung melawan tujuan untuk memvaksinasi sebanyak mungkin orang.
Sumber : Stuff.co.nz
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.