MONTREAL, KOMPAS.TV - Seorang komedian Kanada dibebaskan pengadilan setelah sebelumnya dituntut karena mengejek penyanyi dengan disabilitas di Montreal, Jumat (29/10/2021).
Komedian Mark Ward dibebaskan setelah dinyatakan tak bersalah oleh Mahkamah Agung (MA) Kanada dengan keputusan terpisah 5-4.
MA Kanada memutuskan bahwa ejekan komedian tersebut tak terhitung sebagai diskriminasi, dan merupakan hak kebebasan berbicara.
Ini menandai pertarungan legal selama nyaris satu dekade terakhir terkait sebuah segmen dalam sebuah acara komedi stand-up.
Baca Juga: Bertemu Macron, Biden Buat Pengakuan Terkait Permasalahan Kapal Selam Nuklir
Kasus ini pun menjadi sebuah pengujian sejauh mana batasan kebebasan berbicara di Kanada, karena menarik banyak perhatian.
Kasus ini bermula ketika Ward, yang merupakan komedian dari Quebec, menceritakan lelucon dan ejekan terhadap penyanyi anak-anak Jeremy Gabriel pada 2010.
Pada segmen yang dimaksud, Gabriel membuat lelucon mengenai Gabriel, seorang anak yang menjadi selebriti kecil di provinsi tersebut dan mengejek disabilitasnya serta penampilannya.
Gabriel memang menderita sindrom Treacher Collins, kelainan genetis yang dapat mempengaruhi struktur tulang wajah.
Bahkan dalam kasusnya, bisa menyebabkan gangguan pendengaran yang parah.
Keluarga Gabriel kemudian mengajukan keluhan ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Quebec, pengadilan khusus yang menangani kasus diskriminasi atau pelecehan di bawah piagam HAM Provinsi.
Baca Juga: Paus Fransiskus Diminta Kunjungi Korea Utara demi Perdamaian
Di pengadilan tersebut Ward mengalami kekalahan.
Ward kemudian mengajukan banding, dan dalam keputusan terpisah 2019, pengadilan banding sebagian besar menguatkan putusan pengadilan.
Dikutip dari BBC, Ward pun kemudian melakukan banding ke MA Kanada, berargumen bahwa itu masalah kebebasan berbicara.
Ia juga mengatakan saat itu tak memerlukan keputusan hakim untuk menentukan apa yang merupakan lelucon di atas panggung.
MA Kanada kemudian memutuskan rutinitas komedian itu tidak melanggart piagam HAM Provinsi.
Keputusan itu mengungkapkan bahwa Gabriel menjadi target lelucon bukan karena disabilitasnya, melainkan karena ketenarannya.
Baca Juga: Israel Khawatir Reaktor Nuklirnya Tertangkap Kamera Satelit, Takut Dimanfaatkan Musuh
Meski mengungkapkan bahwa beberapa komentar sangat jahat dan memalukan, mereka tidak menghasut penonton untuk mempermalukan Gabriel sebagai manusia yang lebih rendah.
“Komentar yang ditentang mengeksploitasi, benar atau salah, perasaan tidak nyaman untuk menghibur, tetapi tidak lebih dari itu,” bunyi keputusan mayoritas.
Dalam perbedaan pendapat, para hakim berpendapat bahwa lelucon itu dibuat ketika Gabriel masih anak-anak.
Meski kecewa dengan putusan tersebut, Gabriel yang kini berusia 20 tahun mengatakan ini menjadi sebuah kehormatan baginya bisa menjadi bagian dari perdebatan ini dan telah mengutarakan apa yang ingin dikatakannya.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.