MANDALAY, KOMPAS.TV - Seorang dokter bedah yang juga pengajar, Dr Maung Maung Nyein Tun, dilaporkan tewas karena Covid-19 setelah tertular di penjara, Minggu (8/8/2021).
Maung Maung yang merupakan pengajar di Departemen Bedah Universitas Kesehatan Mandalay ditangkap oleh junta militer pada 13 Juni lalu.
Ia ditangkap bersama istrinya, Dr Swe Zin Oo. Keduanya ditangkap dengan dakwaan setelah melakukan mogok kerja sebagai tanda protes terhadap junta militer.
Mereka pun didakwa dengan hasutan berdasarkan Bagian 505-A KUHP, karena menolak bekerja di bawah rezim militer.
Baca Juga: Diperkirakan dan Zaman Es 28.000 Tahun Lalu, Jasad Anak Singa Ditemukan Utuh dan Berbulu
Junta militer mengubah Bagian 505-A pada pertengahan Februari dan banyak pendukung pro-demokrasi didakwa dengan KUHP itu.
Siapa pun yang terbukti bersalah akan dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun.
Pihak junta juga menuduh keduanya memiliki hubungan dengan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah bayangan yang melawan junta.
Dikutip dari The Irrawaddy, ibu dari Maung Maung Nyein Tun mengonfirmasikan bahwa putranya tewas setelah terjangkit Covid-19.
Sang istri juga dikabarkan tengah menderita Covid-19 setelah tertular di penjara.
Menurut sumber terdekatnya, sang dokter tak menerima perawatan yang sesuai setelah tertular di Penjara Mandalay Obo.
Tetapi ketika situasinya memburuk ia langsung dikirim ke Rumah Sakit Mandalay.
Pekerja medis di Mandalay merilis pernyataan duka cita terhadap Dr Maung Maung Nyein Tun.
Mereka mengungkapkan ia akan menjadi martir atas keberanian dan pengorbanannya.
Mereka berjanji meneruskan perjuangan hingga negara federal demokrasi bisa terbentuk di Myanmar.
Pihak junta militer sendiri belum berkomentar terkait kematian Maung Maung Nyein Tun.
Baca Juga: Curhat Pelaku Kejahatan Pedofilia yang Dikebiri secara Kimia, Mengaku Menyesal
Junta militer Myanmar memang telah dikritik karena menangkapi dokter dan sukarelawan yang membantu pasien Covid-19 secara mandiri.
Pada Juli lalu, lima dokter sukarelawan ditangkap di Yangon, setelah dipancing ke sebuah rumah yang melakukan panggilan darurat Covid-19.
Junta militer saat ini telah menangkap setidaknya 157 petugas kesehatan termasuk Dr Htar Htar Lin, mantan Direktur Imunisasi Nasional Departemen Kesehatan dan Olahraga.
Junta menuduh Htar Htar Lin telah menyalahgunakan dana vaksinasi Covid-19.
Sumber : The Irrawaddy
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.